SUKABUMIUPDATE.com - Di akhir tahun 2019, kembali beredar di masyarakat isu kemarau panjang dan kekeringan yang akan melanda mulai tahun 2019 hingga tahun 2022. Isu tersebut meluas di jejaring media sosial, kemudian menjadi pesan berantai, dan muncul juga dalam artikel di komunitas online, tulisan di blog hingga dokumentasi ceramah dan voice-over informatif di Youtube.
Muatan dari isu tersebut intinya adalah "BMKG Prediksi Kemarau Panjang Tahun 2019 hingga 2022 : keluarnya Dajjal telah sangat dekat ?". Klaim itu disebut bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG. Ada pula yang menyebutnya bersumber dari BMKG Eropa.
BACA JUGA: H A Sopyan Sebut Koperasi LKM Bisa Jadi Alternatif Solusi Tekan Bank Emok di Sukabumi
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, H.A Sopyan menerangkan bahwa isu tersebut telah membuat para petani yang ditemuinya saat reses menjadi resah. Padahal, berdasarkan klarifikasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di websitenya, telah menyatakan berita tersebut hoaks.
"Informasi hoaksnya cepat menyebar, namun klarifikasinya belum menyebar, jadi masih ada keresahan di para petani. Jadi saya bantu juga jelaskan," kata H.A Sopyan kepada sukabumiupdate.com melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
BACA JUGA: Banyak Usulan di Reses, A Sopyan: Sudah Dipetakan Jadi Perlu Sinergitas
Lebih lanjut, dirinya menganggap keresahan para petani yang ditemui di Daerah Pemilihan (Dapil)-nya sangat beralasan, mengingat petani rata-rata baru memulai tanam pada bulan Januari sekarang, sementara stok pangan mereka diperkirakan hanya cukup sampai bulan depan, Februari. Hal itu, menurut H.A Sopyan harus menjadi perhatian semua pihak.
"Lepas dari berita hoaks tersebut, harus ada solusi kongkrit agar stok pangan para petani tetap terjaga," ujar wakil rakyat dari Dapil Jawa Barat lima (Kota/Kabupaten Sukabumi) ini.
BACA JUGA: Raperda Pusat Distribusi Provinsi Digodok DPRD Jabar, A Sopyan: Untuk Pertumbuhan Ekonomi
Karena itu, H.A Sopyan akan segera bertemu dengan perangkat daerah yang menangani urusan pertanian dan ketahanan pangan untuk membahas langkah-langkah kongkrit antisipasi kondisi tersebut. Beberapa bentuk dari langkah-langkah kongkrit, sambung dia, pada dasarnya sudah tergambar dari usulan kebutuhan para petani saat reses.
"Banyak petani yang mengharapkan bantuan dari pemerintah Provinsi Jawa barat, bantuan seperti pompa air portable, dan beberapa Alsintan atau alat mesin pertanian. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, agar stok pangan bertambah," ujar dia.
"Karena itu, apapun caranya solusi harus ditemukan, karena ini menyangkut kebutuhan dasar para petani kita," pungkasnya.