SUKABUMIUPDATE.com - Tiga kali gagal mengikuti audisi paduan suara Gita Bahana Nusantara (GBN), justru membuat Raynette Grace Gandoeng lebih bersemangat lagi berusaha. Bakat terus diasah dan kemampuan terus ditingkatkan hingga pada akhirnya pada HUT ke-74 RI, Raynette Grace Gandoeng masuk dalam tim paduan suara GBN yang tampil dalam momen bersejarah. Dirinya tampil dalam upacara hari peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara.
Tak hanya tampil dalam upacara 17 HUT RI saja, Raynette juga tampil di acara kenegaraan lainnya, yaitu konser perdana di Kemendikbud pada 15 Agustus, Sidang Paripurna MPR RI 16 Agustus, dan tampil dalam undangan di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 18 Agustus.
BACA JUGA: Raynette Gandoeng, Mahasiswi Sukabumi di Tim Paduan Suara HUT RI 74 di Istana Negara
Mahasiswa Prodi Kebidanan semester V Stikesmi yang akrab disapa Anet ini begitu bangga sebab begitu sulitnya masuk dalam paduan suara Gita Bahana Nusantara (GBN). Banyak hal yang berkesan selama tampil dalam acara kenegaraan tersebut, diantaranya berdialog dengan Presiden Joko Widodo. Seperti apa cerita anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Hera Savira dan Gandoeng Soegiarno ini?
Seperti apa sih seleksi untuk bisa bergabung dalam Gita Bahana Nusantara ini?
Sebenarnya ini audisi ke empat aku baru lolos. Aku tiga kali sebelumnya (2016, 2017, 2018) belum rezeki kali yah, baru rezekinya tahun ini. Motivasinya pengen banggain orang tua apalagi dengan passion aku yang emang dari kecilnya di dunia (nyanyi) itu.
Tahapan seleksi awal itu diambil tingkat wilayah. Tahun ini di Jawa Barat ada dua wilayah yang melakukan seleksi, yaitu wilayah 1 di Depok, dan wilayah 2 di Garut. Calon peserta dapat mengikuti di dua wilayah itu, tapi ketika masuk tetap membawa daerahnya masing-masing sesuai domisili. Saya ikut yang di Depok. Audisi di Depok diikuti oleh lebih dari 50 orang. Dari 50 peserta yang mengikuti audisi Depok, diambillah 25 orang untuk masuk di tingkat Jawa Barat, digabung dengan 25 orang dari hasil audisi di Garut, sehingga di tingkat Jabar ada 50 orang.
BACA JUGA: Kesan Raynette Mahasiswa Sukabumi Saat Bertemu Jokowi di Istana Negara
Dari 50 orang di Jabar, hanya diambil empat orang sesuai dengan karakter vokal. Sopran dari Subang, Tenor dari Kuningan, Bass dari Padalarang, dan aku, Alto dari Sukabumi. Juni itu seleksi wilayah, Juli baru seleksi provinsi. Lalu Agustus langsung karantina.
Kayak gimana sih tesnya?
Tesnya itu kita (peserta) dipanggil ke panggung. Kita ke depan meja juri dulu dan disana disediain stand book sama partitur, notasi-notasi yang gak ada judulnya dan gak ada liriknya. Itu dites, kita bisa baca atau gak, Alhamdulillah aku bisa dan lancar. Terus dari situ cek ambitus, jurinya tes suara kita terendah segimana paling tinggi seberapa. Nanti juri yang menentukan (karakter) suara kita dimana di Sopran kah di Alto kah, di Tenor kah di Bass kah. Kalau cewek Sopran dan Alto.
Beres di tes kita langsung nyanyi.
Setelah itu masuk masa karantina, pengalaman apa yang didapat selama masa karantina?
Jadi awal masuk karatina itu tanggal 1 Agustus, di Kinasih, Depok. Yang mengasuh kita itu Polwan dari Mabes dan aku merasa seketat ini. Jam 5 subuh bunyi sirine kenceng banget, dan kita harus bangun. Jadi kita mengerti, oh rupanya disini kayak gini jadi diajarin kita harus disiplin, yah seru sih. Setelah dibangunin jam 05.30 WIB kita apel lalu olah raga kemudian sarapan. Itu kegiatan yang pagi. Lalu beres sarapan baru siap-siap latihan disini disana. Baru disana kita pelajari teknik partiturnya. Kita pelajari partitur yang dikasih itu banyak banget sekitar 18 lagu. Dari hari pertama itu 8 lagu, makanya kalau yang lolos tidak bisa baca partitur bakal susah disananya. (Saat karantina) aku sekamar bertiga sama orang Sulawesi Tenggara sama orang Sumatera Barat.
Setelah itu tampil dari tanggal 15, 16, puncaknya 17 Agutus dan tanggal 18, berapa lagu totalnya?
Total 18 lagu, kalau tanggal 15 itu semua, tanggal 16 hanya beberapa aja karena sidang MPR mengikuti jadwal yang ada disana. Momen utamanya saat 17 Agustus. Persiapan itu (17 Agutus) dari mulai malam. Tidur cuma 1 jam.
Momen apa saat tampil disana, katanya sempat ngobrol sama Presiden?
Yang terbaik adalah ketika aku ngobrol sama Jokowi. Jadi lagi ramah tamah (setelah upacara) tiba-tiba Presiden datang, salaman dan bapaknya nanya dari mana ini. aku bilang dari Sukabumi pak? Kotanya apa kabupaten, saya jawab kota pak. Ditanya sekolah apa mahasiswa, aku bilang mahasiswa kebidanan di Stikes Sukabumi. Wah ini kok rezeki banget, sudah tampil di Istana ketemu orang nomor satu di Indonesia. Best momen yang lainnya banyak sih apalagi saat tampil karena ini kesempatan sekali seumur hidup. Sebab kalau udah selesai jadi alumni. Kecuali kalau aku ikut orkestra, kalau aku gak salah ada tiga kali kesempatan tapi tetap harus tes lagi tes lagi. Aku tahun depan pengen coba orkestra.
Bakat nyanyi itu dari siapa?
Hobi juga bakat juga turunan juga. Mamiku terutama karena mamiku dari dulu berkecimpung di dunia musik. Keluarga aku rata-rata pemusik semua. Aku mulai nyanyi dari usia empat tahun, sudah belajar nyanyi dan bermain alat musik juga. Tidak karena mengikuti mami, karena bakat juga. Yang ngajarin mami. Jadi kalau saat SD dan SMP itu kan ada O2SN, keluarga suka mendukung saya untuk ikut. Latihan juga di rumah sebenarnya, dari SMA itu sudah diajarin. Sekarang juga sudah ngelatih dan mengarasemen.
Sekarang kan kuliah di Kebidanan, memang cita-cita mau di musik apa di bidang kesehatan?
Dari kecil kan cita-citanya pengen jadi dokter, udah gede juga pengen jadi dokter. Tapi saat SMA muncul keputusan masuk kuliah pilih jurusan kesehatan. Cita-cita saya ingin membangun rumah sakit, tapi tidak meninggalkan dunia musik ini.
Lebih susah mana sih paduan suara dan solo?
Dua-duanya sulit, kalau boleh milih solo genre pop. Aku juga memplaning channel Youtube dengan racikan sendiri.
Pasti banyak dong yang ingin seperti Grace, apa yang mesti dilakukan?
Pesannya adalah jangan pernah cukup puas. Misalkan kamu merasa sudah bagus dan merasa tidak perlu belajar lagi, nah orang kayak gitu repot. Intinya gak boleh pernah merasa puas, harus punya target-target yang lebih tinggi. Saat ini mau mencapai apa, nantinya harus mencapai apa. Ketika kamu punya mimpi dan itu keinginan kamu, kamu harus berusaha untuk mencapai itu.