SUKABUMIUPDATE.com - Ada cerita menarik dari Raynette Grace Gandoeng, mahasiswi Sukabumi yang berhasil lolos menjadi bagian dari tim paduan suara dan orkestra Gita Bahana Nusantara 2019, tim paduan suara dan orkestra yang tampil dari upcara HUT Kemerdekaan RI ke-74 di Istana Negara.
BACA JUGA: Raynette Gandoeng, Mahasiswi Sukabumi di Tim Paduan Suara HUT RI 74 di Istana Negara
Kepada sukabumiupdate.com, perempuan berusia 21 tahun itu mengaku baru pertama kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada saat tampil di Sidang Paripurna MPR RI, tanggal 16 Agustus 2019 kemarin. Lanjut Raynette, ia tidak menyangka bisa bertemu langsung dengan orang nomor satu di Indonesia.
"Karena posisi padus (paduan suara, red) itu kan di balkon. Presiden dan rombongan ada di bawah, tapi posisi saya pas tegak lurus dengan Pak Jokowi, jadi sangat kelihatan dengan jelas. Pak Jokowi ternyata aslinya tinggi, ramah sekali, dan gaul," kata Raynet semringah.
BACA JUGA: Cerita Rahayu Lestari, Kibarkan Bendera di Surade dengan Muka Memar Bekas Kecelakaan
Selain itu, Raynette pun berkesempatan menghadiri langsung undangan dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara selepas melaksanakan upacara penurunan bendera. Biasanya, hanya satu orang dari tiap provinsi yang diundang ke Istana, pasca upacara kemerdekaan itu. Namun tahun ini semuanya diundang.
"Di istana saya sempat ngobrol dengan Pak Jokowi. Saya salam dong kan, terus Pak Jokowi nanya saya dari mana, saya bilang dari Sukabumi. Terus Pak Jokowi bilang pernah kesana. Beliau juga nanya saya kuliah atau tidak? Jelas dengan bangga saya jawab saya kuliah di Stikesmi Sukabumi. Saya senang sekali karena tidak semua orang disana berkesempatan bisa bertemu, apalagi ngobrol. Disana juga kita disambut oleh band anak muda lah, jadi bayangin aja kita kayak konser bareng Pak Jokowi gitu, walaupun Pak Jokowi-nya cuman sebentar karena langsung pergi lagi," lanjut Raynette.
BACA JUGA: Syahla Putri, Siswi SMAN 2 Kota Sukabumi Pembawa Baki Bendera di Lapang Gasibu
Satu hal yang tidak dapat dilupakan oleh Raynette yaitu saat masa karantina, dimana setiap pagi ia dibangunkan oleh sirene, ditambah dengan peraturan yang ketat karena memang pengawas dalam karantina tersebut langsung dari Mabes Polri.
"Latihan sehari bisa sampai 15 jam, selama tiga minggu di Karantina. Tiap jam 5 pagi ada sirene, aturan ketat, dan kalau telat hukumannya jalan jongkok," pungkas Raynette.