SUKABUMIUPDATE.com - Arya Gustiansyah (14 tahun) berkebutuhan khusus, warga Kampung Cibinong, Desa Ciguha, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, terpaksa mengemis di pinggir jalan demi mendapatkan kaki palsu.
BACA JUGA: Kisah Pilu Petani Miskin di Sukabumi, Anak dan Cucu Tak Mau Sekolah Karena Difabel
Arya juga putus sekolah semenjak satu tahun yang lalu, karena malu dengan kondisinya kaki kirinya yang memiliki kelainan tersebut.
"Sebenarnya saya mau sekolah, tapi malu karena kaki saya cacat," ungkap Arya kepada sukabumiupdate.com, sambil meneteskan air matanya, Kamis (14/3/2019).
Sejak berusia tujuh tahun, Arya ditinggalkan ibunya yang meninggal saat melahirkan adiknya, Zahra Putri Zulianti (7 tahun). Ia terpaksa tinggal bersama kakek dan neneknya, Emen (59 tahun) dan Engkar (52 tahun) yang hanya seorang buruh tani yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Sedangkan sang ayah menurut pengakuan Arya, sudah tidak pernah mengunjunginya. Dengan kondisi tersebutlah dia yang masih berusia belia ini terpaksa meminta - minta di Jalan Jalur Cimerang - Bojonglopang Jampang Tengah.
"Setiap hari saya mendapat uang sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu, selain buat jajan sebagian saya tabungkan di nenek untuk membeli kaki palsu," aku Arya polos.
BACA JUGA: Kisah Pasutri Pengrajin Bilik Bambu di Cicantayan Sukabumi, Bertahan di Tengah Arus Zaman
Menurut Arya, ia sempat menerima bantuan berupa kaki palsu pada 4 tahun lalu dan saat ini mengeluh, karena kaki palsu yang dimilikinya tak dapat pergunakan, ukurannya sudah sempit dan jika dipaksakan untuk berjalan terasa sangat sakit.
"Terpaksa kaki palsu ini saya pergunakan, karena tidak ada lagi, meskipun sakit jika saya gunakan berjalan tapi saya tahan saja," imbuhnya.
Arya mengaku saat ini ia sangat menginginkan kaki baru, selain obsesinya untuk sekolah yang terpaksa harus ia kubur dalam - dalam.
"Saya sebenarnya ingin seperti orang lain, tapi saya sadar saya ini tidak sama seperti orang lain,"pungkasnya sambil menghapus airmata yang tergenang di pipinya.