(Part 2) Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang, Rumah Gamelan Sari Oneng Parakansalak

Kamis 23 Mei 2019, 01:55 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Eksistensi Gamelan Sari Oneng Parakansalak asal Sukabumi mempunyai perjalan sejarah yang sangat panjang, dari zaman kolonial Belanda, Jepang hingga sekarang keberadaannya berada di Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Sukabumiupdate.com mencoba menelusuri keberadaan gamelan tersebut ke Sumedang dengan menemui pihak Museum Prabu Geusan Ulun, serta beberapa tokoh dan informan di Sumedang yang mengetahui tentang latar belakang sejarah dan cerita mengapa gamelan tersebut bisa disimpan di Museum Prabu Geusan Ulun.

Setelah mengumpulkan informasi awal dari Ketua Yayasan Dapuran Kipahare dan Kepala Riset dan Kesejarahan Soekabumi Heritages, Irman Sufi Firmansyah, yang menyatakan bahwa keberadaan Gamelan Sari Oneng Parakansalak kini berada di Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang. Dari Sukabumi, reporter sukabumiupdate.com langsung bertolak ke Sumedang. Jarak Sukabumi-Sumedang itu sekitar 146 kilometer, ditempuh dengan memakan waktu kurang lebih lima jam perjalanan.

BACA JUGA: (Part 1) Upaya Mengembalikan Gamelan Sari Oneng Parakansalak Ke Sukabumi, Mungkinkah?

Museum Prabu Geusan Ulun beralamat di Jalan Prabu Geusan Ulun Nomor 40, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Lokasi museum mudah ditemukan karena letaknya di tengah wilayah Kabupaten Sumedang, 50 meter dari Alun-alun ke sebelah selatan, berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung Negara dan berhadapan dengan Gedung-gedung Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Kurator Museum Prabu Geusan Ulun, Ahmad Iqbal menjelaskan, bagaimana Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini bisa berada di Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang.

"Pas zaman kependudukan Jepang tahun 1942, karena banyak pembersihan orang-orang Eropa oleh Jepang dan salah satunya, Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini dibidik oleh Jepang untuk dijadikan bahan senjata. Oleh administratur Parakansalak pada saat itu, selanjutnya gamelan tersebut dititipkan kepada Bupati Sukabumi saat itu, yakni R.A.A. Soeriadanuningrat. Nah, kebetulan bupati Sukabumi nya ini keturunan Sumedang, pasca beliau meninggal dunia tahun 1975, oleh penerusnya dan keluarganya, gamelan tersebut dititipkan di Museum Prabu Geusan Ulun dan hingga kini, Gamelan Sari Oneng Parakansalak mejadi koleksi museum," jelas pria yang akrab disapa Eq itu kepada sukabumiupdate.com, beberapa waktu yang lalu.

Gamelan Sari Oneng Parakansalak diletakan di gedung gamelan yang merupakan gedung yang isinya koleksi berbagai gamelan yang kini menjadi koleksi Museum Prabu Geusan Ulun. Dua jenis gamelan yang kerap menjadi sorotan dan daya tarik unik sampai dengan sekarang yakni Gamelan Sari Oneng Mataram dan Gamelan Sari Oneng Parakansalak. Eq memaparkan, gedung gamelan merupakan gedung pertama yang dibangun di Museum Prabu Geusan Ulun ini. Total, terdapat enam gedung di Museum Prabu Geusan Ulun tersebut.

BACA JUGA: Gamelan Sari Oneng Parakansalak dari Sumedang?

"Museum ini awal kisahnya merupakan sumbangan dari Gubernur Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1973. Isi koleksi di museum ini kebanyakan peninggalan kerajaan pangeran Sumedang atau Sumedang Larang," paparnya.

Sebanyak delapan koleksi gamelan dari berbagai jenis, menjadi koleksi Museum Prabu Geusan Ulun. Ada dua jenis gamelan sari oneng, yakni Gamelan Sari Oneng dari Mataram dan Gamelan Sari Oneng dari Parakansalak, Sukabumi. Total, ada 16 set rancak Gamelan Sari Oneng Parakansalak dengan empat kategori yakni bonang, saron, pelog dan goong yang berada di museum ini. Untuk perlakuan dan perawatan koleksi gamelan-gamelan di museum ini, nampaknya sudah lumayan cukup baik.

"Khusus untuk Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini, bahan-bahannya memang kualitas premium. Dari mulai jenis kayu yang digunakan konon katanya dari kayu besi. Lalu, logamnya juga berbeda dengan yang lain, sari oneng Parakansalak ini bentuknya lebih tebal. Menurut sejarah, memang di Sumedang ini ada sebuah tempat yang melegenda, tempat di mana logam dan besi terbaik dihasilkan pada zaman itu, nama kampungnya Kampung Gending, di seberang Kampung Gending atau Kampung Pandai, sepertinya pada saat itu, kedua kampung tersebut berkolaborasi untuk membuat produksi logam dan besi pada saat itu, namun sayang, sekarang sudah tidak ada aktivitas pembuatan besi dan logam lagi, penerusnya pun sudah tidak ada lagi, yang tersisa tinggal nama. Tapi, orang zaman dahulu kalau membuat sesuatu memang tidak sembarangan," kata Eq.

BACA JUGA: Pabrik Teh Parakansalak Riwayatmu Kini

Satu hal yang membuat dahi Eq mengkerut kebingungan adalah mengapa administratur Parakansalak saat itu, Adriaan Walrafenholle sekitar tahun 1825, memesan logam nya dari Sumedang sedangkan rancaknya dari Thailand. Eq nampak sangat memperhatikan bentuk rancak yang dimiliki Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini berbeda dengan gamelan yang lainnya.

"Jelas kalau gamelan dari Jawa atau Sunda itu, motif nya kayak tumbuh-tumbuhan, ini kan motifnya karena dibuat di Thailand pada saat itu, motifnya hewan seperti singa dan naga," ungkapnya.

Sedangkan, secara filosofis sendiri menurut Eq, gamelan itu biasanya diasumsikan dengan sesuatu yang menenangkan atau ketenangan. Bahkan, gamelan ini memiliki sisi feminis seperti contohnya, di Jogja sendiri, nama-nama gamelan di sana akan diawali dengan "Nyai", sedangkan "Ki" itu untuk berbagai jenis nama-nama senjata.

"Makannya dinamakan Sari Oneng itu karena menggambarkan kelembutan, cuman yang jadi aneh itu, ini ada kontradiksi, antara motif rancak yang menggambarkan hewan sebagai lambang keberanian, kekuatan dan perang dengan nama Sari Oneng tersebut," ucap Eq sambil terheran.

Eq mengaku, keberedaan Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini memiliki aura dan daya tarik tersendiri, seperti mitos-mitos yang mengatakan bahwa kerap kali, Gamelan Sari Oneng Parakansalak ini berbunyi sendiri di dalam gedung gamelan tersebut.

"Katanya sih gitu, dari zaman nenek saya dulu bilangnya gitu, cuman sejak awal saya bekerja di sini, saya belum mengalami dan menemukan kejadian mistis tersebut," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 18:30 WIB

Duku Tumbang Dievakuasi, Kondisi Rumah Warga Nagrak Sukabumi Usai Tertimpa Pohon

Reruntuhan pohon duku yang menimpa rumah milik Santibi di Kampung Pasir Huni RT 06 RW 01, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak akhirnya berhasil dievakuasi, Jumat (22/11/2024)
P2BK bersama tim gabungan mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah Santibi di Nagrak Sukabumi, Jumat (22/11/2024) | Sumber foto : P2BK Nagrak
Food & Travel22 November 2024, 18:30 WIB

Berbalut Legenda Dayang Sumbi, Air Terjun Sanghyang Taraje Garut HTM Cuma Rp10 Ribu!

Curug Sanghyang Taraje Garut dikelilingi oleh hutan hijau yang sejuk dan suasana alam yang tenang.
Curug Sanghyang Taraje adalah sebuah air terjun yang terletak di Kampung Kombongan, Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Foto: IG/smiling.westjava
Life22 November 2024, 18:00 WIB

Amalkan Doa Imam Al-Ghazali Saat Menghadapi Masalah Hidup

Doa dari Imam Al-Ghazali ini dianjurkan diamalkan saat sedang dirundung maslaah kehidupan.
Ilustrasi - Doa ini dibaca saat sedang dirundung masalah kehidupan (Sumber : Pexels.com/@Pavel Danilyuk)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 17:49 WIB

Iyos-Zainul Janji Hilangkan Pungli Tenaga Kerja di Sukabumi

Debat kedua Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi 2024 yang digelar di Hotel Sultan Raja, Bandung, Jumat (22/11/2024), berlangsung meriah. Pendukung dari masing-masing pasangan calon memadati area sekitar hotel
Iyos-Zaenul janji hilangkan pungli tenaga kerja di Kabupaten Sukabumi (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 17:36 WIB

Serentak di 7 Kecamatan! Jalan Sehat SERASI Sukabumi Ngahiji untuk Fahmi-Dida

Kegiatan ini dapat dihadiri secara gratis dan menyediakan hadiah utama umrah.
Informasi kegiatan Jalan Sehat SERASI Sukabumi Ngahiji pada Sabtu, 23 November 2024. | Foto: Tim Fahmi-Dida
Sukabumi Memilih22 November 2024, 17:35 WIB

Asep Japar-Andreas: Bersama Wujudkan Sukabumi Maju, Berbudaya, dan Berkah

Asep Japar-Andreas siap wujudkan Sukabumi maju dan berkah! Dengan kolaborasi lintas sektoral, tata kelola prima, dan komitmen pro-rakyat, mereka hadir membawa perubahan nyata untuk masa depan Sukabumi.
Asep Japar-Andreas: Kolaborasi Nyata untuk Sukabumi Maju dan  Berkah! Dengan semangat kerja bersama, mereka hadir membawa komitmen nyata untuk pembangunan yang pro-rakyat. Siap mendukung? (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Musik22 November 2024, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu Thats The Dream​ Shawn Mendes yang Viral di TikTok

Berikut Lirik Lagu Thats The Dream​ Shawn Mendes, cocok untuk playlist musik hari ini!
Official Video Lirik Lagu Thats The Dream Shawn Mendes. Foto: YouTube/Shawn Mendes
Sukabumi Memilih22 November 2024, 16:56 WIB

Iyos-Zainul: Komitmen Nyata untuk Sukabumi yang Lebih Baik, Bukan Sekadar Janji!

Iyos-Zainul hadir dengan komitmen nyata! Dari gizi balita, pasar murah, hingga 10 ribu lapangan kerja, mereka tawarkan solusi untuk Sukabumi yang sejahtera, agamis, dan inovatif. Yuk, kenali visi mereka!
Iyos-Zainul: Bersama Wujudkan Sukabumi yang Lebih Baik! Dari bantuan gizi hingga peluang kerja, mereka hadir membawa perubahan nyata untuk Sukabumi. Siap mendukung? (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 16:44 WIB

Debat Pilbup Sukabumi: Kata Kedua Paslon soal Isu Perikanan, Cold Storage Jadi Sorotan

Kata kedua Paslon soal isu perikanan dan kelautan dalam Debat Terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024.
Suasana debat publik terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 membahas isu kelautan dan perikanan. (Sumber : YouTube Sukabumiupdate)
Sukabumi22 November 2024, 15:46 WIB

Sukabumi dalam Lingkaran Setan Judi Online

Sadbor merupakan fenomena gunung es kasus judi online di Sukabumi.
Foto ilustrasi tentang kasus judi online di Sukabumi. | Foto: SU