SUKABUMIUPDATE.com - SMK Doa Bangsa kembali membuat inovasi baru dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membuka kelas industri pada jurusan Rekayasa Perangkat lunak (RPL) yang sudah memasuki tahun kedua. Sebanyak 34 siswa yang tergabung dalam kelas industri Axioo melaksanakan Perakitan laptop Assembly & Disassembly MyBook 14 secara mandiri.
Tidak heran bila pelajar kelas X kompetensi keahlian RPL terampil dan kompeten dalam merakit sebuah MyBook. Sejak 2017 Sekolah yang terletak di ibu kota Kabupaten Sukabumi ini telah menjalin kerja sama (MoU) dengan Vendor Axioo untuk mendirikan kelas industri Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan saat ini hanya pertama juga satu satunya sekolah di Kabupaten Sukabumi atau Jawa Barat bagian selatan yang dipercaya bekerja sama dengan Axioo.
Kelas yang diberi nama Axioo Class Program tersebut mulai aktif pada Juli 2017 yang lalu.
Berawal dari harapan pendiri sekaligus Pembina Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa (YPPDB), Ayep Zaki untuk membangun lembaga pendidikan yang memenuhi visi dan misi serta tujuan pendidikan nasional, maka sejak 2011 beliau mendirikan lembaga pendidikan formal yang bernama SMK Doa Bangsa di Palabuhanratu.
BACA JUGA: Awali Tahun Baru Hijriyah, SMK Doa Bangsa Sukabumi Lakukan Baksos Bersihkan Masjid
Adapun dalam proses perakitan laptop tersebut, seluruh spare part, perlengkapan standar dan tools disediakan oleh Axioo untuk siswa yang telah mengikuti program Student Starter Pack (SSP) dan didampingi oleh master dan trainer yang berasal dari unsur Industri dan Sekolah yang tersertifikat.
Metode yang digunakan untuk perakitan ini dengan tutor sebaya jadi siswa yang merakit laptop akan dipandu oleh tutor yang tidak lain adalah temanya sendiri, tentunya tutor tersebut sudah dibimbing dan dipantau oleh Trainer ACP (Guru yang sudah mendapatkan Lisensi dari Axioo).
Pembelajaran model seperti inilah yang sangat membantu siswa lebih cepat memahami materi.
Selain hal tersebut siswa harus mematuhi seluruh rangkaian Standard Operating Prosedure (SOP) perakitan yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini sangat penting karena untuk menjaga kualitas perangkat yang telah dirakit, mulai dari persiapan yang meliputi keamanan diri sampai dengan proses troubleshoting peralatan yang dirakit.
Setelah berhasil merakit, laptop tersebut menjadi hak milik siswa dan dapat digunakan pembelajaran sehari-hari. Siswa juga dibolehkan membongkar kembali laptopnya bila dirasa perlu untuk memahami kembali, tentunya harus mengacu Standard Operating Prosedur (SOP).
BACA JUGA: Keren Seperti SMA, SMK Doa Bangsa Borong 6 Piala Albacadabra dan Kompetisi Bola Basket
Selain mendapatkan laptop, siswa yang mendapat SSP, juga mendapatkan hak/kesempatan untuk mengikuti uji sertifikasi bertaraf Internasional dari Microsoft, Mikrotik, Adobe, Ls Cable, Dicoding, Seagate, dan lain-lain gratis tanpa ada biaya. Sebab apabila melakukan ujian mandiri biayanya Cukup Mahal.
Menurut Trainer ACP SMK Doa Bangsa Irwan Kurniawan, dengan adanya pengakuan sertifikasi internasional akan menjadi modal untuk menaikan nilai jual kompetensi yang dimiliki siswa ke dunia industri. Ini akan berdampak baik pada penyerapan tenaga kerja yang relevan di bidangnya.
"Namun juga tidak mudah untuk mendapatkan Sertifikasi ini. Harus melalui rangkaian ujian online yang soalnya langsung dari vendor (Microsoft, Mikrotik, Adobe, dan lain-lain), sehingga sangat menekankan sekali kepada para siswa binaan akan persiapan serta proses yang semaksimal mungkin agar tujuan tersebut dapat tercapai," tutur Irwan, kepada Sukabumiupdate.com.
Kepala SMK Doa Bangsa Nanda Perdana, berharap dengan membekali siswa materi industri yang relevan dengan kompetensi keahlianya kedepannya akan dikembangkan menjadi teaching factory sebagaimana sejalan dengan program Direktorat Pendidikan SMK.
"Mewujudkan Axioo Class Program hingga berjalan seperti sekarang tidaklah sederhana, maka program ini benar-benar sebuah bentuk kontribusi nyata SMK Doa Bangsa bagi masyarakat Sukabumi dan sekitarnya terutama generasi milenial yang benar-benar siap terjun di Industri terutama dalam menghadapi peluang dan tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini," ujar Nanda
Dalam proses pendirian dan pengoperasionalan kelas ini seluruhnya mengacu pada standarisasi Industri yang telah ditetapkan Axioo. Baik dari sisi ruang kelas (Smart Class Room), perangkat kelas termasuk juga dengan trainer / guru pengampu materi Axioo.