SUKABUMIUPDATE.com - Tiga orang mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi, menciptakan karya inovasi teknologi berupa alat pendeteksi penyakit lemah jantung. Dengan mendeteksi detak jantung oleh alat yang mereka ciptakan, seseorang bisa diketahui memiliki gejala penyakit lemah jantung atau tidak.
BACA JUGA: Tampil di ICCED, Riset Skripsi Mahasiswa NPU Sukabumi Bicara di Level Internasional
Mereka adalah Adinda Laila Putri, Ikhsan Fazriawan dan Rafika Ariaty Maulani. Ketiga mahasiswa semester delapan ini tergabung dalam penyusunan penelitian kelompok yang rangkuman penelitiannya telah mereka presentasikan di Internasional Conference on Computing Engineering and Design (ICCED) ke-5 tahun 2019, yang digelar pada 11-13 April 2019 lalu di Nanyang Tecnhological University, Singapore.
"Judul penelitian kami ini, Implementasi Internet of Things (IoT) Dalam Pelayanan dan Pemantauan Penyakit Lemah Jantung Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Mobile Aplication. Dalam penelitian ini kami mengasilkan sebuah karya inovasi teknologi berupa alat deteksi penyakit lemah jantung,” terang Adinda, Jumat (16/8/2019).
Adinda dan rekan-rekannya mengaku, tertarik membuat karya inovasi teknologi alat deteksi penyakit lemah jantung karena saat ini kesadaran masyarakat untuk pemeriksaan dini penyakit lemah jantung masih rendah, kemudian biaya pemeriksaannya relatif mahal dan fasilitas pelayanannya masih jauh.
"Alat ini akan memudahkan mengecek gejala penyakit lemah jantung, lebih efisien karena bisa mengurangi biaya," ujar Adinda.
BACA JUGA: Rektor NPU Sukabumi: Mahasiswa Harus Mengukuhkan Trilogi Nusa Putra
Alat yang mereka ciptakan berupa hardware yang dirakit dari material yang dibeli secara online, komponen utamanya terdiri dari sensor detak jantung type SEN-11574, module wifi tipe ISP8266-01, Arduino Uno Microcontroller untuk pemrosesannya dan dua komponen indikator meliputi komponen servo tipenya towerpro SG90, berikut dua lampu light emitting diode (LED).
Selain hardware, mereka juga membangun mobile application yang akan memproses secara digital hasil pemeriksaannya. "Alatnya belum kami beri nama,” kata Adinda.
"Tapi untuk mobile applicationnya sendiri sudah kami beri nama iHeart, rencananya kedepan mau diupload ke Google Play," sambung Ikhsan.
Selama membangun karya inovasi teknologinya, mereka berbagi tugas memenuhi semua instrumen kebutuhannya. Tidak sedikit kesulitan ditemui Adinda dan kolega, diantaranya saat mencari relawan yang terindikasi mengalami gejala atau sakit lemah jantung untuk diuji oleh alat mereka, lalu mencari pakar penyakit jantung yang bersedia memberikan arahan metode penelitian dan menentukan pedoman perhitungan penyakit lemah jantung sebagai parameter pengujian di aplikasi iHeart.
BACA JUGA: Peduli Anak Inklusif, Mahasiswa PGSD NPU Sukabumi Perkuat Program UNICEF
“Membangun aplikasi ini harus dengan perhitungan yang matang, nah perhitungan itu kami dapatkan dari pedoman Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dari pedoman itu dapat diketahui mana gejala-gejala penyakit lemah jantung yang dominan. Pedoman itu yang dijadikan parameter aplikasi kami,” beber Adinda.
“Mencari data pembanding pasien penderita penyakit lemah jantung di rumah sakit juga memerlukan prosedur yang bertahap, tidak bisa langsung dikasih data atau ketemu dokter jantung untuk konsultasi,” tambah Rafika.
Selanjutnya, menurut mereka karya inovasi teknologi yang telah dibangunnya tersebut akan dikonsultasikan kembali ke ahli, sekaligus untuk mendapatkan data pembanding. Dan setelah selesai, mereka berharap alatnya akan jadi kontribusi baru dari Teknik informatika untuk dunia kesehatan. “Semoga bermanfaat untuk pasien dan semua masyarakat,” ujar Adinda.
Karena keinginan tersebut, Ikhsan mengaku, kedepan alat yang mereka ciptakan masih perlu penambahan komponen lainnya, untuk mengembangkan fungsinya saat ini yang hanya sensor detak jantung untuk deteksi penyakit lemah jantung. “Bisa saja ditambah pengukur tekanan darah, suhu tubuh dan komponen yg dapat mengukur parameter lainnya,” pungkasnya.