SUKABUMIUPDATE.com – Pemerintah Kabupaten Sukabumi menegaskan keberadaan Geopark Ciletuh memiliki dampak langsung terhadap ketergantungan warga lokal untuk bekerja di luar negeri. Dihadapan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkominda) Jawa Barat, Bupati Sukabumi Marwan Hamami menjelaskan ada penurunan drastis jumlah TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dari dua kecamatan di kawasan Geopark Ciletuh.
Hal ini diungkapkan Marwan saat memberikan sambutan di acara bantuan sembako dalam rangka Hari Bhakti Adhyaksa ke-60 Tahun 2020 di lapang Cangehgar Palabuhanratu Sabtu tanggal 25 Juli 2020. Dikutip dari akun resmi media sosial Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Bupati menjelaskan tingginya minat wisatawan mengunjungi Geopark Ciletuh, membuat masyarakat di Kecamatan Ciemas dan Ciracap saat ini lebih memilih membuka usaha penunjang wisata, seperti warung makan, penginapan atau home stay, serta kuliner,ketimbang berangkat ke luar negeri sebagai TKI atau TKW (Tenaga Kerja Wanita).
BACA JUGA: Intip Delapan Program Pemberdayaan Berkelanjutan di Geopark Ciletuh Palabuhanratu
Menurut Warwan, dengan potensi alam yang dimiliki sehingga mendapat pengakuan dari UNESCO, Pemkab Sukabumi terus berusaha mengimplementasikan agenda strategis untuk mengoptimalkan potensi dan sumberdaya yang ada. Ia berharap masyarakat disana bisa diberdayakan juga melalui program-program dari Pemerintah Provinsi Jabar.
“Salahsatunya masyarakat di wilayah Ciemas dan Ciracap yang dulu banyak yang berjuang sampai keluar negeri hari ini bisa mengelola homestay dan catering. Dalam kondisi pandemi covid-19 ini mereka perlu mendapatkan perhatian” ungkapnya.
BACA JUGA: Saatnya Masyarakat Jadi Kunci Pengembangan Geopark Ciletuh Palabuhanratu
Pengakuan ini langsung direspon oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dalam sambutannya diacara tersebut, Ridwan Kamil memberikan apresiasi kepada warga di dua kecamatan Ciemas dan Ciracap yang lebih memilih mengembangkan potensi daerah dibandingkan berangkat menjadi TKI.
“Pak Bupati melaporkan sesuatu yang luar biasa, sebelum ada geopark jumlah TKW mencapai 80 persen saat ini tinggal 15 persen. Karena sekarang bisa ada homestay, bisa buka restoran dan lainnya. Ini menandakan keindahan Jawa Barat kalau dikelola dengan baik akan mensejahterakan warganya dan sudah terbukti di Kabupaten Sukabumi,” jelas Emil sapaan akrab Ridwan Kamil.
BACA JUGA: 2021 GCP Bersih Sampah Plastik, Apa Langkah Pemkab Sukabumi?
Tidak disebutkan secara jelas, angka penurunan jumlah TKW yang dimaksud. Namun dipastikan jika merujuk tahun 2020, pandemi covid-19 membuat sejumlah negara termasuk Indonesia menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri, sejak bulan Februari 2020.
Merujuk data tahun sebelumnya (2019), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, mencatat jumlah TKI yang berangkat pada Januari-Juni tahun ini mencapai 525 orang. Sementara pada tahun 2018, berjumlah 474 orang.
Ratusan TKI ini, memilih mayoritas negara negara Asia, seperti Hongkong, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Taiwan. Kebanyakan bekerja disektor informal, seperti asisten rumah tangga dan lainnya.
Para TKI ini terdata Dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi, kebanyakan berasal dari Kecamatan Cisolok, Ciracap dan Kecamatan Cikakak.