SUKABUMIUPDATE.com – Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengakui saat ini pesisir laut khususnya kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu (GCP) darurat sampah plastik. Perlu penanganan serius yang melibatkan banyak pihak khususnya warga dan hari ini, Sabtu (14/12/2019) Pemkab bersama Perum Jamkrindo mirilis program menanggulangi sampah plastik yang secara perdana seremoninya digelar di Pantai Palangpang, Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.
Program ini dimulai dari kegiatan edukasi dan sosialisasi pemberdayaan perekonomian masyarakat berbasis kampanye anti sampah plastik di Kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark. Usai bertemu perwakilan warga, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Iyos Soemantri menegaskan konsep penataan GCP kedepannya berbasis penanganan sampah plastik
“Kita sangat khawatir dengan kondisi hari ini, bahaya dari sampah plastik yang sudah terurai. Untuk itu diperlakukan membangun kesadaran bersama warga GCP untuk menciptakan lingkungan yang bersih bebas dari sampah plastik. Target 2020 dan klimaksnya 2021, GCP bisa bebas dari sampah plastik,” ungkap Iyos kepada wartawan.
Untuk mewujudkan hal ini, pemkab memiliki Peraturan Bupati tentang sampah sebagai langkah preventif. Menurut Iyos mengatur penggunaan dan pengelolaannya oleh masyarakat adalah hal utama sebagai untuk mengurangi penggunaaan sampah plastik.
“Dengan harapan saat belanja tidak menggunakan plastik, atau saat ada plastik benar mengolahnya. Kita berharap melawan sampah plastik ini mulai dilakukan oleh seluruh warga Sukabumi. Harus dimulai dan lakukan,” sambungnya.
Untuk mewujudkan GCP bebas sampah plastik di tahun 2021, Pemkab memilih konsep bank sampah yang saat ini tengah digarap bersama Perum Jamkrindo. Pemberdayaan ekonomi warga pesisir (GCP) melalui bank sampah, menurut Direktur Perum Jamkrindo, Sulis Usdoko memiliki peluang untuk mencapai hasil, walaupun tidak mudah.
“Menangani sampah plastik harus menyeluruh dan berkelanjutan, seremoni dan program sesaat sulit berhasil. Awal kita butuh komitmen bersama semua stakeholder, dan hari ini itu sudah kita sudah dapatkan, mulai dari level masyarakat, komunitas, pengusaha, hingga pemerintah, selanjutnya program peningkatan kapasitas, karena mengelolah bank sampah harus dibekali kemampuan agar berkelanjutan dan menghasilkan secara ekonomi bagi warga,” ungkap Sulis Usdoko.
BACA JUGA: Saatnya Masyarakat Jadi Kunci Pengembangan Geopark Ciletuh Palabuhanratu
Ia menyebut Rp 25 ribu per kilogram adalah nilai yang cukup ekonomis agar pengelolaan sampah plastik di GCP melalui bank sampah bisa berhasil mengejar target, yaitu clean, clear dan green di tahun 2021. “Perjalanan masih cukup panjang, kemudian kita dihadapkan pada pertanyaan siapa yang akan melakukan pengelolaan sampah ini agar bernilai ekonomis. Mengumpulkan sampah plastik bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga dan warga, tapi mengelolah sampah plastik dengan teknologi yang akan diterapkan butuh ketrampilan, kami berencana akan menggerakkan pemuda dan kaum muda di GCP,” tandasnya.