SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional yang diwakili oleh Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Olvy Andrianita, melakukan kunjungan ke pabrik Pupuk Batubara FUTURA milik FKDB, di Sentra Industri Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kujungannya itu untuk meninjau langsung proses produksi atau pembuatan Pupuk Batubara FUTURA tersebut. Pupuk Batubara FUTURA ini merupakan salah satu produk hasil temuan dari anak bangsa, yaitu RUH Saputra. Sehingga layak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Republik Indonesia untuk dijadikan sebagai aset kebanggaan bangsa.
BACA JUGA: Aplikasi Teknologi Pupuk Batubara Futura Terbukti Tingkatkan Produktifitas Pertanian
Apalagi Pupuk Batubara ini sudah mendapatkan hak paten dari United States Paten and Trademark Office (USPTO) untuk teknologi produksi pupuk berbahan dasar batubara pada 16 Juni 2020 lalu. Dengan telah dikeluarkannya hak paten tersebut, tentunya akan memberikan dampak yang baik untuk pengembangan dunia pertanian, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pupuk domestik maupun mancanegara.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Olvy Andrianita, mengapresiasi terhadap inovasi dan terobosan baru dengan membuat satu mesin, sehingga ini dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas, yaitu produk pertanian. Apalagi mesin yang diciptakan tersebut menggunakan tangan lokal dan bahan baku dalam mengolah pupuknya pun lokal.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Olvy Andrianita (baju merah) foto bersama RUH Saputra dan Kepala DPKUKM Kabupaten Sukabumi serta Kepala Diskoperindag Kota Sukabumi (kemeja putih) usai kunjungan ke pabrik pupuk batubara FUTURA milik FKDB, di Sentra Industri Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.//FOTO: GARIS NB
"Mesin ini sudah mendapatkan hak paten mulai dari hak paten Penemu, Pemilik Paten, dan Pemegang Kuasa atas Penggunaan Paten itu. Maka dari itu, mulai sekarang kita tidak boleh diam dan duduk manis, inovasi ini harus diaplikasikan bagaimana untuk bisa dieksport dan meningkatkan pertanian lokal," paparnya.
BACA JUGA: FKDB Bursatani Gencar Sosialisasikan Manfaat Menggunakan Pupuk Batu-bara
Selain itu, Olvy juga melihat mesin ciptaan anak negeri ini dari dua aspek, yang pertama menguatkan produksi di dalam negeri supaya tidak kecenderungan import, kemudian mesin dan aktifatornya bisa diekspor termasuk hasilnya.
"Belum lagi lapangan kerja akan sangat terbuka lebar. Lahan tandus saja bisa diolah jadi lahan produktif untuk agribisnis. Negara Amerika saja sudah apresiasi kenapa kita tidak dengan inovasi dan teknologi yang bisa memberikan nilai lebih bagi ekonomi Indonesia," jelasnya.
"Diharapkan kedepannya Pupuk Batubara FUTURA yang merupakan aset bangsa ini dapat diterima oleh berbagai negara serta menjadi komoditas unggulan produk ekspor Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, RUH Saputra, menjelaskan teknologi produksi Pupuk Batubara ini satu-satunya di dunia dan dibutuhkan seluruh negara. Pasalnya setiap negara hari ini hanya berbicara empat hal, yakni food safety, food security, food quality dan food suitability.
"Dengan teknologi ini semua itu bisa dicapai. Kedepan ini akan dibangun di setiap wilayah di Indonesia supaya tidak ada lagi di negeri ini kekurangan pupuk, aktifitas pertanian tetap terjaga supaya petani juga bisa mendapatkan harga pupuk dengan murah serta terjangkau," ungkapnya.
BACA JUGA: Melesat, Teknologi Pupuk Batubara Saputra Futura Siap Diaplikasikan di Zimbabwe
Ia menilai Indonesia ini negara kepulauan dan masalah utamanya adalah logistik serta mahal. Tentunya dengan pupuk di mana-mana berarti logistik bisa dipotong. Didukung di Indonesia banyak sekali daerah yang mempunyai batu bara.
"Perlu diketahui Pupuk Batubara FUTURA ini merupakan pupuk organik, sehingga dijamin aman. Namun Batubara untuk menjadi pupuk itu tidak sederhana melalui beberapa proses," pungkasnya.
Hadir dalam kunjungan tersebut Kepala Dinas Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DPKUKM), Ardiana Trisnawiana beserta jajarannya dan Kepala Diskoperindak Kota Sukabumi, Didin Syarifudin.