SUKABUMIUPDATE.com - Penjual kembang api musiman di Surade, Kabupaten Sukabumi mengeluhkan penurunan omset secara drastis di tengah pandemi Covid-19 ini. Bak ironi, kembang api melejit terbang, namun pendapatan terjun bebas.
"Sejak tahun 1998 berjualan kembang api, tiap bulan ramadan. Namun baru tahun ini menjual punya orang lain dan lakunya kendor," ucap penjual kembang api musiman, Ruli (40 tahun) warga Kampung Banjaran, Desa Jagamukti, Kecamatan Surade kepada sukabumiupdate.com, Rabu (13/5/2020).
BACA JUGA: Produksi Panci di Tengah Pandemi, Warga Jampang Tengah Sukabumi Manfaatkan Barang Bekas
Ruli menyebut tahun ini ia hanya bisa menjual kembang api orang lain karena tidak memeliki modal untuk belanja sendiri. Berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebelum memasuki bulan ramadan, ia masih bisa mengumpulkan uang untuk modal.
"Tahun dulu, sebelum masuk bulan ramadan, masih bisa mengumpulkan uang untuk modal dari hasil manggung (grup dangdut), akan tetapi beberapa panggung hajatan dibatalkan karena dampak virus Corona," jelasnya.
BACA JUGA: Dagangan Menumpuk, Perajin Tusuk Kue Asal Simpenan Sukabumi Pasrah
Ia mengaku berjualan kembang api ini sudah menjadi agenda tahunan saat ia sedang libur manggung dari satu hajatan ke hajatan lainnya, terutama saat memasuki bulan ramadan. Ia biasanya berjualan kembang api di area pertokoan Jalan Raya Surade.
"Sekarang ini hanya jadi kuli menjual dari punya barang, yang sudah dibanderol harganya. Tiap satu minggu setor. Tahun sebelumnya buka pukul 15.00 WIB sampai pukul 20.30 WIB bisa dapat Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per hari. Sekarang turun drastis, cuma Rp 300.000 sampai Rp 500.000," tandasnya.