SUKABUMIUPDATE.com - Para pedagang di Gang Cimelati Kelurahan Cicurug, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi merasa keberatan atas wacana pemerintah pusat yang akan menghapus peredaran minyak curah.
BACA JUGA: Mulai Januari 2020, Tak Ada Lagi Peredaran Minyak Goreng Curah
Edi Siswandi (45 tahun) misalnya. Pedagang gorengan tahu tersebut mengatakan minyak curah merupakan bahan utama untuk pedagang kelas menengah ke bawah seperti dirinya. "Jelas keberatan," ujar Edi saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Senin (7/10/2019).
Seperti diketahui, pemerintah pusat berencana akan memberhentikan peredaran minyak curah hingga pelosok Indonesia mulai tanggal 1 Januari 2020, yang diganti dengan minyak kemasan.
BACA JUGA: Video: Viral! Tukang Minyak Curah Kabur, Tabrak Kendaraan di Cibaraja
Edi membenarkan penggunaan minyak kemasan bermerek akan berpengaruh kepada rasa serta tesktur tahu menjadi lebih enak. Namun, yang paling membuatnya merasa keberatan adalah karena minyak kemasan itu mahal harganya.
"Memang, tahu menjadi lebih crispy ketika mengunakan minyak kemasan. Tapi harganya mahal, jadi bingung," keluh Edi.
BACA JUGA: Video Mobil Tabrak Kendaraan di Cibaraja, Ternyata Tukang Minyak Curah Kabur
Senada dikatakan Rizki (22 tahun) pedagang gorengan asal Cicurug. Ia mengakui khawatir tak mampu membeli minyak kemasan yang harganya lebih mahal ketimbang minyak curah.
"Kami berharap pemerintah mengeluarkan minyak kemasan dengan harga bersahabat dengan pedagang kelas menengah ke bawah. Intinya sesuaikan saja harga dengan pedagang kecil seperti kami," pungkasnya.