SUKABUMIUPDATE.com - Di tangan Deri Rudiatman (27 tahun), batu alam dan fosil kayu dibuat menjadi aksesoris bernilai ekonomis yang dipasarkan hingga ke luar negeri.
Hampir tiga tahun pemuda asal Kampung Sindanglengo RT 12/02, Desa Cibadak, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi ini melakoni usaha kerajinan tangan berbahan batu alam dan fosil tersebut. Batu-batu tersebut dibuat anting-anting serta pajangan rumah.
BACA JUGA: Tren Menurun, Pengrajin Batu Akik di Kampung Garduh Sukabumi Beralih Jadi Petani
Deri Rudiatman mengungkapkan, bahan baku yang digunakan sebagai besar berasal dari Sukabumi namun ada juga dari Garut. Adapun proses pembuatannya sebagian besar masih menggunakan manual, namun untuk membentuknya menggunakan mesin potong.
"Untuk proses pembuatan satu item membutuhkan waktu satu hingga lima jam, tergantung tingkat kesulitannya 9dan tersedianya bahan baku) baik bahan dari batu alam maupun dari fosil kayu sempur," jelasnya.
BACA JUGA: Siapa Bilang Tren Batu Akik Kabupaten Sukabumi Sudah Lewat
Deri menuturkan, produksi aksesoris berbahan batu ini sesuai dengan pemesanan. Istimewanya, pemesannya berasal dari luar negeri seperti Amerika dan Kanada.
"Mereka memesan bentuk aksesoris anting-anting (cab earrings) dan (pajangan) bentuk alam, satu bulan bisa mengeluarkan 50 kilogram. Selama ini kami tidak fokus menjual di dalam negeri, karena memang kalah bersaing masalah harga dengan bos-bos yang bermodal besar," ujar Deri.
Deri mengungkapkan, keuntungan dari menjual produknya ke luar negeri yaitu pemesan memberi uang muka dulu untuk beli bahan baku. "Untuk pemasaran kami secara online dan harga bervariasi, dari mulai 15 $ per pcs hingga 250 $ per kilogram," pungkasnya.