SUKABUMIUPDATE.com - Sudah setahun lebih helikopter Gardes JN 77 dirakit Jujun Junaedi, warga Kampung Cibubuay RT 03/ 01, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Kini helikopter rakitan ini sudah masuk ke tahap finishing, yaitu pembuatan baling-balling atas yang sudah mencapai 50 persen.
Rencananya, helikopter yang mulai dibuat Agustus 2018 silam ini akan menjalani tahap percobaan yaitu diterbangkan. Rencananya tes terbang dilaksanakan pada akhir tahun ini. Jujun mengaku sedang memikirkan tempat uji coba tersebut sembari menyelesaikan bagian baling-baling atas atau baling-baling utama.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Gardes JN 77 GM, Helikopter Buatan Warga Nagrak Butuh Baling-baling
"Tinggal pembenahan, yang terakhir baling-baling atasnya aja. Untuk percobaannya perlu tempat yang luas juga karena meminimalisir tebas angin yang bisa merusak pepohonan," kata Jujun kepada sukabumiupdate.com, Jumat (18/10/2019).
Sebelumnya, Jujun fokus mengerjakan pergerakan baling-baling belakang. Awalnya Jujun memakai v-belt (sabuk pemutar daya mesin) karena murah dari segi permodalan. Tapi ternyata, menurut Jujun hasilnya tidak sesuai yang ia harapkan. "Walaupun sudah diakali tensioner (alat penahan ketegangan) agar tidak memicu getaran," jelasnya.
BACA JUGA: Buat Helikopter, Warga Nagrak Sukabumi Ingin Alat Transportasi Berkualitas
Hingga akhirnya untuk penerus daya dari mesin ke baling-baling belakang diganti pakai gardan. "Sekarang sudah 100 persen untuk pengerjaan baling-baling belakangnya," tuturnya.
Untuk pembuatan baling-baling atas atau baling-baling utama, Jujun mengatakan sedang dalam proses pengerjaan. Biasanya, Jujun mengerjakan bagian baling-baling atas ini setiap malam sehabis bekerja di bengkel atau pada hari Minggu. Untuk baling-baling atas kontruksinya yaitu baja ringan dicampur fiber agar seimbang.
BACA JUGA: Helikopter Keren Karya Warga Sukabumi
"Awalnya pakai baja ringan tapi kelebihan beban akhirnya saya balik lagi pakai fiber. Ternyata sama juga. Nah, sekarang kontruksinya itu antara baja ringan dengan fiber. Nanti akan ditipiskan beban ke mesinnya biar lebih ringan," jelasnya.
Jujun berharap, pembuatan helikopter ini dapat ditinjau oleh ahli dibidang konstruksi pesawat agar memaksimalkan proses pengujian terbang yang akan dilakukan. Menurutnya, akan menjadi kebanggan tersendiri ketika berhasil terbang, apalagi jika bisa mengimbangi kualitas helikopter buatan luar negeri.
"Bisa dibayangkan harga helikopter buatan luar negeri itu mencapai Rp 22 miliar, sedangkan saya cuman bermodal 30 juta," pungkasnya.