SUKABUMIUPDATE.com – Senin pagi (19/8/2019) pukul 08.13.12 WIB, wilayah Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya digoyang gempa bumi tektonik. Rilis analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi berkekuatan 3.0 magnitudo ini berada pada koordinat 6.77 LS - 106.53 BT, tepatnya di darat pada jarak 24 km Barat Laut Kabupaten Sukabumi Jawa Barat dengan kedalaman 8 Kilometer.
Ditinjau dari lokasi epicenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Citarik. Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Sukabumi dengan Skala Intensitas I - II MMI.
BACA JUGA: Sesar Citarik Aktif, Cisolok dan Sekitarnya Bergetar Tiga Detik Diguncang Gempa 3,0 M
Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk wilayah Kecamatan Cisolok, Andri Firmansyah saat kejadian dirinya baru selesai mengadakan apel pagi di halaman kantor Kecamatan Cisolok. "Iya tadi kerasa getaran gempa pas lagi apel pagi sekitar tiga detik lah," ujar Andri Firmansyah kepada sukabumiupdate.com.
Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu hingga Kabandungan (sekitar Gunung Salak) adalah wilayah yang masuk dalam cakupan guncangan gempa yang diduga berasal dari gerakan sesar Citarik ini. BPBD hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau dampak gempa bumi tersebut. Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
BACA JUGA: Sesar Citarik Penyebab Gempa Sukabumi Senin Pagi Ini
"Kepada Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG, karena BMKG akan terus memantau perkembangan gempa bumi tersebut," tulis rilis BMKG yang diterima redaksi sukabumiupdate.com.
Aktifnya Sesar Citarik yang disebut BMKG menjadi pemicu gempa bermagnitudo 3,0 ini tentu mengejutkan warga Sukabumi. Selama ini warga hanya tahu ada sesar Cimandiri sebagai segmen gempa lokal yang memanjang ke kanan dari Palabuhanratu menuju Cianjur dan Padalarang Bandung Barat.
BACA JUGA: Gempa 3,0 Magnitudo di Sukabumi, BPBD Pantau Dampaknya
"Memang belum banyak studinya, tapi kalau yang dimaksud BMKG sesar Citarik itu ada di atas Palabuhanratu Cisolok naik ke arah Gunung Salak perbatasan Bogor dan Banten, kami menyebutnya sesar salak, berdasarkan penelitia dari rekan-rekan ITB (Institut Teknologi Bandung)," jelas Eka Widiaman Kasi Kedaruratan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi.
Eka menuturkan sejarah kebencanaan Sukabumi pada tahun 1966 pernah terjadi gempa disusul tsunami besar yang naik ke pantai selatan Sukabumi khususnya Palabuhanratu. Sebelum gempa dan tsunami ini lebih dulu ada letusan gunung salak yang cukup dasyat.
BACA JUGA: Gempa Banten, Dua Warga Sukabumi Meninggal Dunia
Dari penelusuran redaksi sukabumiupdate.com, tidak banyak studi yang mengungkap tentang sesar Citarik. Abstrak publikasi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berjudul "Dinamika Sesar Citarik" yang ditulis Sidarto di Jurnal Sumber Daya Geologi Volume 18 No 3 tahun 2008 menyatakan, "Aktivitas sesar ini paling tidak sejak tektonik Miosen Tengah dan sampai sekarang masih aktif. Pada periode tektonik Miosen Tengah, sesar ini sebagai sesar trantensional, namun sejak Plio-Plistosen sampai Resen sesar ini berkembang sebagai sesar mendatar mengiri."
Dinyatakan pula, "Sesar Citarik yang aktif ini dapat menimbulkan gempa bumi sehingga sesar ini harus diperhitungkan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur di Jabotabek dan Pelabuhan Ratu (ibu kota Kabupaten Sukabumi dan daerah wisata)." Sesar Citarik adalah sesar yang berarah utara timur laut-selatan barat daya, memotong Jawa - Barat melalui Pelabuhanratu, Bogor, Bekasi.