SUKABUMIUPDATE.com - Saat ini penggunaan earphone, headphone dan sejenisnya sering dilakukan sebagian orang mulai dari saat mendengarkan musik, bermain game, menonton film dan sebagainya.
Melansir dari Tempo.co, ternyata penggunaan headphone, earphone atau sejenisnya dalam jangka waktu lama dan intensitas suara yang cukup tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Berdasarkan analisa terbaru, tingkat kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi gangguan pendengaran di masa depan.
Dikutip dari healthline, anak-anak, remaja, dan dewasa muda mungkin sangat berisiko jika seringkali mendengarkan musik berjam-jam dengan volume melebihi batas normal.
Baca Juga :
Menurut Institut Kesehatan Nasional, rata-rata normal paparan kebisingan yang diterima telinga yaitu 70 desibel.
World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 50 persen orang berusia 12 hingga 35 tahun berisiko mengalami gangguan pendengaran karena terlalu lama dan berlebihan terpapar suara keras, seperti musik yang didengar melalui perangkat audio pribadi.
Fink dan audiolog, Jan Mayes memiliki kesimpulan bahwa orang yang menggunakan sistem audio pribadi seperti headphone dan sejenisnya dapat merusak pendengaran mereka. "Khususnya anak muda, penggunaan sistem audio pribadi adalah sumber utama paparan kebisingan di waktu senggang,” kata Fink.
Selain mengalami kesulitan berkomunikasi, gangguan pendengaran juga dikaitkan dengan penurunan kognitif. Menurut studi pada 2011, dibandingkan dengan orang tanpa gangguan pendengaran, orang yang mengalami gangguan pendengaran lebih berisiko terkena demensia.
Hal itu dibenarkan Mary L. Carson, audiolog klinis berlisensi yang menyatakan penelitian menunjukkan bahwa individu dengan gangguan pendengaran yang tidak diobati, dari waktu ke waktu memiliki risiko yang lebih tinggi untuk demensia.
Dikutip dari m.timesofindia.com, penggunaan earphone dapat merusak telinga yaitu suara yang melewati gendang telinga melalui tulang pendengaran untuk mencapai telinga bagian dalam.
Getaran kemudian menyebar ke koklea yang berisi cairan dan terdiri dari banyak 'rambut' kecil.
Ketika getaran mencapai koklea, cairan bergetar yang membuat rambut bergerak. Semakin keras suaranya, semakin kuat getarannya dan semakin banyak rambut yang bergerak.
Paparan musik keras dalam jangka panjang dan terus menerus membuat sel-sel rambut akhirnya kehilangan kepekaannya terhadap getaran suara.
Kadang-kadang, musik yang keras juga menyebabkan sel-sel rambut tertekuk atau terlipat yang menyebabkan gangguan pendengaran sementara.
Ketika suara terlalu keras dan dimainkan dalam waktu lama, sel-sel pendengaran di telinga bisa rusak. Selain itu, earphone dapat mendorong kotoran di telinga lebih jauh ke dalam saluran telinga yang dapat menyebabkan infeksi.
Musik keras yang diputar melalui headphone atau earphone dapat merusak sel-sel di telinga. Khawatirnya, sel-sel ini tidak memiliki kemampuan untuk beregenerasi.
Sehingga ketika kerusakan terjadi, tidak mungkin untuk memulihkan kerusakan yang terjadi dan malah dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
Sumber: HEALHTLINE | TIMESOFINDIA | TEMPO.CO/ANNISA FIRDAUSI