SUKABUMIUPDATE.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan potensi bahaya migrasi Bisfenol-A atau BPA pada sarana distribusi dan fasilitas produksi industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) khususnya jenis Air Galon.
Dikutip dari tempo.co, uji post-market air minum galon isi ulang dalam setahun terakhir menunjukkan “kecenderungan yang mengkhawatirkan” telah mencapai ambang batas berbahaya.
“Pada uji post-market 2021-2022, dengan sampel yang diperoleh dari seluruh Indonesia, menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan,” kata Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang.
Apa itu Bisfenol-A?
Menurut National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS), Bisfenol-A merupakan bahan pembentuk plastik penting, seperti polikarbonat, resin epoksi, serta beberapa polisulfon dan bahan niche.
Bisfenol-A disintesis pertama kali oleh seorang ahli kimia Rusia, Aleksandr Dianin, pada 1890-an sebagai estrogen sintetis untuk industri farmasi.
Plastik berbasis Bisfenol-A dibuat menjadi berbagai barang konsumsi umum, seperti botol plastik, wadah penyimpanan makanan, botol bayi, peralatan olahraga, CD, serta DVD, dan masih banyak lagi.
Resin epoksi berbahan dasar Bisfenol-A digunakan untuk melapisi pipa air, pelapis bagian dalam kaleng makanan dan minuman, serta pembuatan kertas.
Mengutip dari Medical News Yoday, Environmental Protection Agency (EPA) mencatat Bisfenol-A dapat meniru hormon tubuh dan mengganggu produksi, respons, atau aksi hormon alami.
Misalnya, zat ini dapat berperilaku dengan cara yang mirip dengan estrogen dan hormon lain dalam tubuh manusia. Sehingga dapat mengganggu fungsi hormon normal pada manusia.
Pada 2014, Food and Drug Administration (FDA) merilis laporan yang mengkonfirmasi batas paparan harian Bisfenol-A adalah sebesar 50 mikrogram per kilogram berat badan. FDA menyimpulkan bahwa Bisfenol-A mungkin aman pada tingkat yang saat ini diizinkan.
FDA mengungkapkan, manusia sering mengalami paparan Bisfenol-A dalam jumlah yang sangat kecil melalui makanan, minuman, dan persediaan air. Namun, karena jumlahnya kecil, FDA menganggap Bisfenol-A aman bila kurang dari 4 mikrogram sehari.
Di beberapa negara seperti Kanada, Cina, dan Malaysia telah membatasi penggunaan Bisfenol-A, khususnya dalam produk untuk bayi dan anak-anak. Meski tidak ada aturan federal yang resmi, beberapa negara bagian Amerika Serikat juga telah melakukannya.
Sumber: tempo.co