SUKABUMIUPDATE.com - Kabupaten Sukabumi jadi salah satu dari 78 pimpinan daerah se Indonesia yang ikut Workshop advokasi percepatan Stop Open Defecation Free (ODF) atau Buang Air Besar Sembarangan yang digagas Kementerian Kesehatan. Tugas berat bagi seluruh warga Kabupaten Sukabumi karena data tahun lalu, dari 381 desa baru 40 yang dinyatakan ODF.
Dalam workshop advokasi yang berlangsung secara virtual ini, Direktur Kesehatan lingkungan Kemenkes RI, R Vensya Sitohang mengatakan komitmen pimpinan daerah merupakan kunci keberhasilan pencapaian stop buang air besar atau ODF. "Dengan memperkuat komitmen pemerintah daerah, target kedepan seluruh masyarakat Indonesia menikmati sanitasi memadai juga mendapatkan air bersih dan nyaman serta tidak ada lagi yang buang air besar sembarangan" terangnya, Kamis (14/10)
Menurut Vensya, perlu ada rencana aksi terkait ODF melalui sosialisasi lewat media informasi, sehingga ada pembelajaran dari program sanitasi total berbasis masyarakat yang dilakukan oleh masing masing daerah.
Wakil Bupati Iyos Somantri yang ikut workshop ini dari Kantor BKPSDM mengatakan Kabupaten Sukabumi memiliki 47 Kecamatan 381 Desa dan 5 Kelurahan tentunya membutuhkan fasilitas sanitasi terutama jamban yang memadai.
"Ada 40 desa yang sudah ODF pada tahun lalu dan tahun ini kita ikhtiarkan menjadi 381 desa dan 5 kelurahan. Di Kabupaten Sukabumi sudah ada Satgas ODF, Gesit Sabumi (gerakan sanitasi total sasukabumi ) dan kegiatan lelang kebaikan untuk percepatan pembangunan ODF" terangnya dikutip dari akun resmi Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga :
Dijelaskan oleh Wabup, Satgas ODF terdiri dari unsur Sekretaris Daerah, Dinkes dan perangkat daerah terkait yang terlibat secara aktif percepatan stop buang air besar. "Selain itu, ada juga kegiatan Sabumi yang dipelopori oleh Himpunan Ahli Kesehatan Indonesia dibawah binaan Dinkes yang mempelopori kampung pengolahan sampah untuk mendukung percepatan ODF, sementara lelang kebaikan diperuntukan bagi pembuatan jamban" tambah Wabup