SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi tengah melakukan tes swab secara masif kepada seluruh guru di Kabupaten Sukabumi. Tes swab ini dilaksanakan selama 33 hari dan dimulai sejak Senin (7/9/2020) kemarin.
Tes swab kepada guru ini merupakan salah dasar persyaratan untuk sekolah melaksana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka. Tes swab ini dibagi dipusatkan di beberapa titik yaitu RSUD Sekarwangi, RSUD Palabuhanratu, RSUD Jampang Kulon, RSUD Sagaranten, RS Hermina, RS Bhakti Medicare (BMC) Cicurug dan Labkesda Sukabumi.
BACA JUGA: Jangan Takut Dites Swab! Ini Pesan Guru Jelang Tatap Muka di Sukabumi
Kasi Farmasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Sudarmono mengatakan, untuk terselenggaranya kegiatan tes swab ini Dinkes menyediakan sebanyak 4.965 alat swab. Nantinya sampel yang diambil, akan berikan ke RSUD Sekarwangi dan RSUD Pelabuhanratu untuk dicek apakah ada tenaga pengajar yang positif atau tidak.
"Selanjutnya setelah ada hasilnya kita akan koordinasi dengan gugus tugas, dan nantinya gugus tugas menyatakan Sukabumi sudah siap atau belum untuk belajar tatap muka," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, di aula Rumah Sakit Bhakti Medicare, Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: 74 Guru Terdaftar Dalam Tes Swab di Cicurug Sukabumi
Jika hasil swab tersebut menunjukkan adanya guru yang positif, Sudarmono menganjurkan untuk melakukan isolasi mandiri selama dua pekan. Ia menjelaskan, jika jumlah yang terkonfirmasi positif dari tes swab tersebut terhimpun tinggi, mak rencananya belajar secara tatap muka akan dicabut.
"Jika ada (guru) yang positif dinas menganjurkan untuk isolasi. Kalau memang banyak tenaga pendidik yang positif, nantinya kebijakan sekolah tidak boleh untuk tatap muka. Harapannya untuk tatap muka menjelang new normal apakah Sukabumi sudah siap, kalau misalnya banyak positif kita mundur," tandasnya.