SUKABUMIUPDATE.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menduga chikungunya menyadi penyebab puluhan warga Kampung Cicatih Desa Cimanggu Kecamatan Cikembar terserang demam dan kelumpuhan sementara. Sejak beberapa pekan terakhir lebih dari 22 warga kampung tersebut terserang gejala klinis yang sama dan diduga akibat infeksi virus cikungunya yang dibawa oleh nyamuk.
Menurut Kepala Bidang P2P (Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman menegaskan dari hasil penyelidikan epidermologi tim gabuangan dinkes dan PKM Cikembar, jumlah warga yang mengalami gejala bertambah. “Kami dapat laporkan ada peningkatam kasus suspeck Chikungunya Di Desa Cimanggu Kampung Cicatih RT 1 dan 2 RW 05, datanya akan kami laporkarkan secepatnya. Tim masih investigasi lapangan,” tegasnya.
Saat ini menurut Andi, Kepala PKM Cikembar, bersama kepala desa, tim dari dinkes, tengah mendata dan memberikan penyuluhan medis kepada warga. “Dari gejala klinis yang dialami warga mengarah ke suspect Cikungunya, tapi untuk kepastiannya kita meninggal hasil lab,” tambahnya.
Chikungunya, menurut Andi adalah infeksi virus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Jenis nyamuknya sama dengan pembawa virus DBD, Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
BACA JUGA: Warga Kampung Cicatih Sukabumi Demam Hingga Tak Bisa Jalan, Dinkes Duga Gigitan Nyamuk
Dari sejumlah artikel medis, cikungunya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga sepekan setelah mengalami gejala. Sebelumnya, Dinkes Kabupaten Sukabumi mencatat warga Kampung Cicatih yang mengalami suspect chikungunya mencapai 22 orang.
Awalnya warga yang dilaporkan menderita demam dan tidak bisa berjalan sebanyak 14 orang. Setelah itu pada Senin (31/8/2020), jumlah warga yang sakit bertambah jadi 22 orang.
"Beberapa waktu lalu kami mendapatkan informasi bahwa ada warga sejumlah 14 orang terserang demam dan tidak bisa jalan. Kemudian kemarin pagi informasinya berkembang menjadi 22 orang dalam yang terserang," terangnya saat dihubungi sukabumiupdate.com, Selasa (1/9/2020).
Andi menuturkan, laporan tersebut ditanggapi oleh pihak Dinas Kesehatan yang langsung turun ke lapangan. Saat ini kondisi warga yang menderita penyakit tersebut sudah berangsur membaik, kini yang masih dalam proses pemulihan tercatat sebanyak tiga orang.