SUKABUMIUPDATE.com - Di balik Pandemi virus Corona atau COVID-19 yang semakin membuat kita mengerenyit dan mengerutkan dahi, ada perjuangan para tenaga medis, petugas kesehatan yang hingga detik ini sedang berjibaku menangani para pasien yang setiap harinya bertambah.
BACA JUGA: Pendapat Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Soal Lockdown Covid-19
Seperti yang dilakukan petugas kesehatan di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi. Dalam situasi yang nyaris genting ini para petugas medis yang merawat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 di Sukabumi sampai harus menggunakan jas hujan sebagai Alat Pelindung Diri (APD).
"Alat Pelindung Diri (APD) memang dibutuhkan ketika seorang tenaga kesehatan, baik dokter, perawat dan petugas laboratorium, serta petugas rontgen dalam melakukan pekerjaannya menangani pasien," kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Sekarwangi Albani Nasution dalam Konferensi Pers di Pendopo Sukabumi, Kamis (19/3/2020).
Direktur Utama RSUD Sekarwangi Albani Nasution (kanan) saat Konferensi Pers di Pendopo Sukabumi, Kamis (19/3/2020). | Sumber Foto: Oksa BC
"Hal itu angat diperlukan untuk meminimalisir kontak dengan pasien yang berpotensi menularkan penyakit. Dalam hal ini COVID-19, yang sampai saat ini masih dianggap penularannya itu melalui percikan saluran nafas maupun hidung, masih belum berupa yang melalui udara," jelas Albani.
BACA JUGA: Pemerintah Siapkan 26 Ruang Isolasi Covid-19 di Sukabumi
Albani mengungkapkan, kondisi para petugas kesehatan di RSUD Sekarwangi yang menggunakan jas hujan saat menangani PDP COVID-19, bukan tanpa sebab. Ia menyebut, persediaan APD yang terstandarisasi di RSUD Sekarwangi yang kini menjadi rujukan regional dalam penanganan pandemi COVID-19 sudah sangat terbatas.
"Sekali masuk pasien itu kurang lebih ada 6 APD yang terpakai. Untuk RSUD Sekarwangi, APD ini memang hampir habis. Kami sudah mencoba dengan berbagai macam saluran, baik ke Dinas Kesahatan Kabupaten ataupun Provinsi, tapi memang di pasaran juga sangat langka dan harganya cukup mahal. Biasanya sekitar Rp 300.000, sekarang bisa mencapai Rp 900.000," jelas Albani.
BACA JUGA: ODP Covid-19 di Kabupaten Sukabumi jadi 31 Orang
Oleh karena itu, sambungnya, pihak RSUD Sekarwangi berkreasi menggunakan jas hujan, yang memang bisa menutupi kondisi para tenaga kesehatan ketika melakukan penanganan pasien. Bahkan, kata Albani, menurut beberapa orang yang spesialis, jas hujan memang dianjurkan, sebab memiliki bahan yang lebih tahan karena terbuat dari plastik, walaupun memang lebih panas.
"Tapi kalau dilihat dari pengertian APD, itu sangat efektif. Malah saya bilang cukup keren, karena warnanya ada yang merah atau biru. Tapi yang harus teman-teman lihat adalah ini dalam rangka kita untuk memastikan pasien ini benar PDP atau bukan. Karena kalau dia PDP itu perlakuannya berbeda," jelas Albani.
BACA JUGA: ODP Covid-19 di Kabupaten Sukabumi Bertambah Satu, PDP Tetap 9 Orang
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman menyebut pihaknya mengajukan anggaran sebesar Rp 12 miliar untuk penanganan COVID-19 ini.
"Anggaran itu untuk rumah sakit daerah dan PKM se-Kabupaten Sukabumi, serta pengadaan mobil ambulans, lalu juga untuk pembangunan ruang isolasi, untuk APD, media spesimen dan lain-lain," papar Andi.
BACA JUGA: Beda, ASN di Kabupaten Sukabumi Boleh Kerja di Rumah, Ini Syaratnya
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono mengungkapkan, salah satu kendala dalam upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 ini, salah satunya adalah kurangnya alat-alat kesehatan termasuk ruang isolasi.
"Kami akan coba melakukan pergeseran anggaran yang ada, kalau tidak cukup mungkin juga Biaya Tidak Terduga (BTT), dan mengajukan permohonan ke Bapak Gubernur. BTT Kabupaten Sukabumi saat ini tersisa kurang lebih Rp 3 Miliar. Kalau mengandalkan itu tidak cukup," pungkasnya.