SUKABUMIUPDATE.com - Para perawat di Kota Sukabumi didorong untuk meningkatkan kompetensi dalam menghadapi tantangan zaman. Apalagi tantangan ke depan semakin luar biasa seperti penyakit ada yang baru, sehingga perawat perlu meningkatkan kompetensi yang dimiliki.
BACA JUGA: Ambulans Gratis Bagi Warga Kota Sukabumi, Kalau Butuh Begini Cara Panggilnya
Dilansir dari laman web resmi Humas dan Protokol Kota Sukabumi, humpro.sukabumikota.go.id. Hal itu disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi pada seminar keperawatan dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ke-46, di Aula Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Sabtu (7/3/2020).
Kegiatan yang digelar DPD PPNI Kota Sukabumi ini dihadiri Rektor UMMI Sakti Alamsyah dengan tema," Perawat hebat rakyat sehat. '' Perawat di Sukabumi harus hebat, kokoh dan tangguh agar warga Sukabumi sehat sebagaimana tema HUT. Terlebih perkembangan teknologi makin pesat dan kalau tidak mengimbangi maka akan mengalami kemunduran," ujar Achmad Fahmi.
Momen milad ke-46 PPNI, Fahmi mengajak keluarga besar perawat untuk meningkatkan kompetensi dan kebersamaan. Fahmi jug mengucapkan terimakasih kepada PPNI yang berkolaborasi bersama dengan pemda menggulirkan program Homecare.
Di mana dalam kegiatan menuju Sukabumi smartcity, program homecare menjadi percontohan di tingkat nasional. Bahkan akan memberikan presentasi secara nasional di Denpasar, Bali beberapa waktu kedepan. "Ini menunjukkan kolaborasi pemda dan organisasi profesi yang memberikan manfaat kepada masyarakat," tandasnya.
BACA JUGA: Selama 2019 Program Unggulan Klinik Sore Kota Sukabumi Layani 17 Ribu Kunjungan
Sementara itu, Ketua PPNI Kota Sukabumi Irawan Danismaya menambahkan, seminar keperawatan ini merupakan rangkaian peringatan HUT PPNI ke-46. Nanti pada 17 Maret 2020 perawat akan terjun langsung ke lapangan memberikan edukasi khususnya terkait penyebaran penyakit yang terupdate.
"Misalnya Virus Corona atau Covid-19, penyakit TBC (Tuberkulosis). Apalagi TBC itu cukup mematikan, tetapi kalah pamor dengan Virus Corona. Artinya ada sesuatu yang salah dalam sistem tatakelola pelayanan di Indonesia," katanya.
Oleh karena itu, seminar keperawatan diselenggarakan agar dapat mengoptimalkan perawat dan mulai menyadiri bahwa peranya itu besar di sana. Pasalnya perawat bukan mengobati tetapi mengedukasi, menghadapi penderitaan akibat penyakit yang menimbulkan berbagai respon.
"Respon cemas, respon nyeri, tidak mampu bergerak, itu yang kita rawat sehingga tidak pernah perawat melakukan di luar dari kewenangan itu," paparnya.
Tetapi satu sisi, sambung Irawan dalam sitem tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia, perawat itu sering terpaksa, dalam tanda petik harus menjalankan tugas-tugas non perawat. Seperti menyuntik atau memberikan obat. "Itu tidak boleh apalagi ketika ada masalah perawat yang disalahkan. Maka dari itu rumah sakit terkait harus memberikan perlindungan juga terhadap perawat," pungkasnya.