SUKABUMIUPDATE.com - Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa penyelesaian kasus Demam Berdarah (DBD) dapat diselesaikan oleh tindakan pengasapan atau fogging di sekitaran pemukiman warga. Namun, fogging bukan solusi untuk menekan jumlah kasus DBD.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Lulis Delawati. Ia menyebut, perspektif masyarakat terkait kasus DBD masih beranggapan bahwa DBD dapat dicegah dan ditekan jumlahnya dengan melakukan tindakan pengasapan atau fogging.
“Fogging tidak membunuh jentik. Fogging membunuh nyamuk dewasa saja,” tegas Lulis kepada sukabumiupdate.com.
Ia menambahkan, fogging memiliki risiko karena memiliki zat kimia di dalam asap yang disemburkan ke dalam rumah warga. Menurut Lulis, fogging dapat dilakukan setelah adanya laporan yang terkena DBD di suatu tempat, lalu dilakukan verifikasi oleh tim dokter dan laboratorium.
Setelah itu dilakukan pengecekan di lapangan untuk melakukan epidemiology atau analisis epidemik, lalu dapat diputuskan apakah daerah tersebut akan dilakukan tindakan fogging atau tidak.
“Fogging itu kayak obat anti biotik. Harus ada indikasinya dulu, kita sebenarnya enggak sembarangan kasih tindakan fogging,” ujarnya.
Menurut Lulis, banyak yang melupakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). PSN dilakukan dalam dengan langkah 3M Plus yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang menjadi sarang nyamuk dan membersihkan lingkungan. PSN, menurut Lulis, sangat penting juga untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
BACA JUGA: Awal 2019, 34 Kasus DBD di Kota Sukabumi, Warga Lembursitu Meninggal Dunia
“Sebelum jadi nyamuk kan jentik dulu, jentik dan sarangnya itu yang harus dibasmi untuk menekan jumlah DBD," ungkap Lulis.
Masih kata Lulis, dalam hal menangani DBD, berbagai elemen masyarakat dan SKPD harus ikut bergerak. Apalagi ini tentang masalah kebersihan lingkungan. Ia memaparkan, nyamuk mempunyai radius sejauh 100 meter untuk terbang melakukan aktivitasnya.
“Nyamuk itu tidak pilih-pilih untuk menggigit siapapun, bisa saja. Saya atau anda atau siapapun itu. Bisa saja di rumah lingkungannya bersih, tapi tetangga ada yang rumahnya kumuh dan ada jentik nyamuk dan virus DBD," pungkasnya.