SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi memantau perkembangan penanganan Ade Basor (55 tahun), pasien suspek difteri asal Kampung Neglasari, Kelurahan/Kecamatan Cibadak yang dirawat di RS Sekarwangi. Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan pasien positif atau tidak hanya bisa dilakukan di Bandung.
Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman, mengatakan pemantauan dilakukan untuk mengetahui positif atau tidaknya pasien tersebut mengidap difteri. Jika positif, Dinkes akan melakukan langkah-langkah bagi penyembuhan pasien dan pencegahan penyebaran penyakit.
"Kami akan melakukan pengecekan terlebih dulu apakah benar terindikasi difteri. Karena Dinkes juga sudah melayangkan surat kepada semua layanan PKM, klinik swasta, dan RS untuk memberikan penjelasan tentang penyakit difteri," ujar Andi kepada sukabumiupdate.com, Kamis (22/11/2018).
BACA JUGA: RSUD Sekarwangi Tugaskan Dua Dokter Spesialis, Rawat Bayi Warungkiara
Selain itu, Dinkes juga akan mendorong penerapan status Kejadian Luar Biasa jika pasien tersebut positif difteri. Ini dilakukan karena difteri masuk pada kategori penyakit berbahaya endemik menular sehingga harus segera ditangani.
"Pemeriksaan kultur sedimen pemeriksaan penyakit difteri hanya bisa diperiksa di Bandung. Sedangkan, perawatan penderita harus diruang isolasi," jelasnya.
BACA JUGA: RSUD Sekarwangi Rawat Pasien Suspect Difteri Asal Cibadak Sukabumi
"Jika sudah positif difteri, Dinkes akan membuat rekomendasi kepada bupati untuk mengeluarkan tanggap darurat," tambah Andi.
Lebih lanjut Andi menjelaskan, jika belajar dari kasus-kasus sebelumnya, Dinkes Kabupaten Sukabumi belum pernah menerima laporan adanya pasien positif difteri. Yang ada hanya suspek atau diduga difteri.
"Selama ini yang saya ketahui hasil pemeriksaan kultur tidak ada yang positif. Hanya diduga difteri, lebih jelasnya saya konfirmasi dulu data efiden base ke kasie yang dulu," ujarnya.