SUKABUMIUPDATE.com - Tahukan anda, Pikun tidak hanya dialami oleh lansia saja, namun bisa juga terjadi kepada kalangan muda. Kementrian Kesehatan, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi belum lama ini sosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Program peningkatan Germas ini membahas tentang pentingnya Sosialisasi Kesehatan Jiwa Lansia yang terintegrasi, terutama tentang penyakit Pikun yang banyak diderita umumnya oleh lansia.
Narasumber dalam sosialisasi peningkatan Germas, Edwar Edul Riadi menjelaskan penyebab pikun salah satunya adalah Alzheimer atau sejenis penyakit yang disebabkan oleh gangguan saluran pembuluh darah yang menuju otak akibat matinya sel-sel dalam otak yang kemudian mengendap dalam saluran otak.
BACA JUGA: Bukan Fogging, Dinkes Kabupaten Sukabumi Antisipasi Penyebaran Malaria dan DBD
"Penyakit Alzheimer ini sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (10/11/2018) di Pondok Mutiara, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Menurur Edwar, Pikun adalah sebuah penyakit yang bisa di derita oleh semua usia bukan hanya orang di usia lanjut saja. Ciri-ciri orang dengan Alzheimer adalah gangguan daya ingat, sulit fokus, sulit melakukan kegiatan yang biasa dilakukan.
"Selain itu, bingung dengan kondisi yang sedang di alami (disorientasi), sulit memahami apa yang dilihat, terjadi gangguan berkomunikasi, sering salah membuat keputusan, lupa menaruh barang, perubahan perilaku dan kepribadian, dan menarik diri dari pergaulan," jelasnya.
Meskipun Pikun sangat identik dengan lansia, kata Edwar namun tidak semua Lansia mengalami kepikunan. Karena penyakit ini bisa di hindari dengan menjalankan pola hidup sehat "CERDIK dan CERIA".
"Cerdik adalah singkatan dari, Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok , Rutin beraktivitas fisik dan Spiritual, Diet Seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar," katanya.
Selain itu, penggunaan MSG atau mecin yang berlebihan menjadi salah satu pemicu Alzheimer, sama halnya dengan kandungan garam dan gula pada umumnya.
BACA JUGA: Dinkes Kabupaten Sukabumi Rehabilitasi Puskesmas Waluran Rp 1,5 Miliar
"Seperti yang diketahui, tekanan darah tinggi dan kencing manis adalah dua dari sekian banyak penyakit yang menjadi risiko penyebab kerusakan kognitif pada otak. Termasuk di dalamnya merokok dan obesitas, makanya untuk yang sudah berada di usia lanjut segera kurangi konsumsi gula dan garam," paparnya.
Oleh sebab itu, Edwar menganjurkan masyarakat agar mengurangi atau menyeimbangi setiap komponen makanan yang terlalu banyak mengandung zat-zat tidak baik seperti itu.
"Terlalu banyak garam, terlalu banyak karbohidrat sederhana seperti gula itu tidak baik. Segera kurangi," pungkasnya.