Muncul Ancaman Virus Langya di China, Simak 5 Faktanya

Jumat 12 Agustus 2022, 12:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kemunculan virus baru yang bernama Langya Henipavirus (LayV) di China yang sudah menginfeksi 35 orang di daerah Shandong dan Hanan, menghebohkan jagat media sosial.

Para ahli yang berpartisipasi dalam penelitian menyatakan jika virus Langya yang baru ditemukan ini, kemungkinan berasal dari hewan.

Kemunculan virus itu dikaitkan dengan beberapa kasus demam. Orang yang terinfeksi memiliki gejala termasuk demam, kelelahan, batuk, anoreksia, mialgia, dan mual.

Henipavirus sendiri dapat menginfeksi manusia dan dapat menyebabkan penyakit fatal, menurut para peneliti di studi NEJM. Virus tersebut biasanya ditemukan pada kelelawar, tikus, juga hewan pengerat lainnya.

Saat ini tidak ada vaksin atau pengobatan untuk virus Langya. Satu-satunya pengobatan adalah perawatan suportif untuk mengelola komplikasi.

Menurut Profesor Program Penyakit Menular di Duke-NUS Medical School, Wang Linfa, kasus-kasus virus Langya sejauh ini tidak berakibat fatal atau sangat serius. Jadi dia meminta masyarakat tak perlu panik.

Meskipun begitu masyarakat harus tetap waspada akan hadirnya virus Langya, dan inilah fakta seputar kemunculan Virus Langya Henipavirus di China yang dirangkum oleh suara.com.

Baca Juga :

Apa Itu Langya Henipavirus? Virus Baru yang Disebarkan oleh Tikus

1. Cara Penularan Virus Langya

photoIlustrasi Virus - (Freepik)</span

Ketika dunia masih menghadapi pandemi covid-19 serta cacar monyet, kini ditemukan virus Langya di Provinsi Shandong dan Henan, China

Langya Henipavirus (LayV) adalah virus zoonosis baru yang telah menginfeksi 35 orang sejak pekan lalu. Zoonosis disini berarti virus Langya ini menular dari binatang ke manusia.

Dikutip dari The Guardian, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan kini sedang memantau penyebaran virus Langya. 

Korespondensi tentang virus baru ini telah diterbitkan oleh ilmuwan dari China, Singapura dan Australia di New England Journal of Medicine (NEJM). 

2. Gejala Infeksi Langya

photoIlustrasi Demam - (Freepik)</span

Para peneliti yang memantau infeksi virus itu menemukan bahwa gejala LayV tampaknya memiliki kesamaan dengan flu seperti demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan mual.

Sebanyak 26 dari 35 pasien dikatakan hanya terinfeksi LayV, artinya tidak ada patogen lain.

"Dan 26 pasien itu mengalami demam (100 persen), kelelahan (54 persen), batuk (50 persen), anoreksia (50 persen), mialgia (46 persen), mual (38 persen), sakit kepala (35 persen) , dan muntah (35 persen), disertai kelainan trombositopenia (35 persen), leukopenia (54 persen), serta gangguan fungsi hati (35 persen), dan ginjal (8 persen)," tulis peneliti.

Pasien LayV yang terinfeksi dilaporkan memiliki riwayat paparan hewan baru-baru ini di China Timur, menurut ringkasan penelitian.

Pakar medis mendeteksi virus baru melalui sampel usap tenggorokan, yang ditempatkan di bawah analisis metagenomik dan isolasi virus selanjutnya.

3. Virus Langya di China Disebarkan oleh Tikus

photoTikus - (istimewa)</span

Virus Langya atau pemilik nama lengkap Langya Henipavirus (LayV) termasuk dalam rumpun virus Hendra dan Nipah yang sudah teridentifikasi sebelumnya. Langya disebut bisa menyebabkan infeksi parah dengan gejala berat hingga mematikan.

Langya merupakan virus zoonosis yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Menurut informasi dari Pusat pencegahan dan pengendalian penyakit (CDC) Taiwan, hewan yang paling banyak menyebarkan virus ini adalah tikus.

Hasil tes menunjukkan, mamalia pemakan serangga seperti tikus jadi salah satu yang dapat menyebarkan virus Langya. Dirjen CDC Taiwan Chuang Jen-hsiang mengatakan sejauh ini belum ada penularan virus Langya dari orang ke orang.

Sementara dalam laporan Global Times, menyebutkan jenis henipavirus ini ditemukan dalam sampel usap tenggorokan pasien demam yang habis kontak dengan hewan di China Timur.

4. Apakah Virus Langya Berbahaya?

photoIlustrasi Virus Hendra Penyakit Zoonosis - (Istimewa)</span

Merangkum The Conversation, virus Langya terkait dengan virus Hendra dan Nipah yang menyebabkan penyakit pada manusia.

Namun, banyak yang tidak kita ketahui tentang virus baru yang dikenal sebagai LayV ini, termasuk apakah virus itu menyebar dari manusia ke manusia.

Para peneliti di China pertama kali mendeteksi virus baru ini sebagai bagian dari pengawasan rutin pada orang yang demam dan telah melaporkan kontak dengan hewan. Setelah virus diidentifikasi, para peneliti mulai mencari virus pada orang lain.

Sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait seberapa berbahayanya virus ini.

5. Dapat Mengganggu Fungsi Hati dan Ginjal

photo(Ilustrasi) Organ Hati  - (iStock)</span

Dokter di China mengingatkan tentang ancaman virus baru, Henipavirus Langya atau LayV yang teridentifikasi pada 35 orang di Henan dan Shadong, China.

Virus Langya merupakan virus yang bisa membunuh tiga perempat manusia dengan gejala berat. 

Beruntungnya, dari puluhan kasus infeksi yang terjadi, belum ada satupun korban meninggal dunia. Diberitakan, sebagian besar pasien hanya mengalami gejala ringan seperti flu.

Mengutip Daily Mail, Rabu, 10 Agustus 2022, virus baru ini diperkirakan ditularkan oleh tikus atau mamalia kecil dari keluarga yang sama dengan landak atau tikus tanah.

Adapun penelitian terakhir mengungkapkan, virus tersebut pertama kali terdeteksi di manusia pada 2019.

Menurut pakar virus di China, virus langya ini diprediksi menular secara acak pada manusia, dan saat ini sedang diteliti apakah virus bisa menular dari manusia ke manusia lainnya.

Para peneliti dari Institute Mikrobiologi dan Epidemiologi Beijing ini melaporkan temuan terkait virus langya ini dalam New England Journal of Medicine.

Mereka meneliti seputar kasus pertama yang ditemukan pada Januari 2019, sampai akhirnya ditemukan 14 kasus di tahun berikutnya di 2 provinsi di China.

Selanjutnya setelah pandemi, peneliti menemukan 11 kasus tambahan, dan seterusnya.

Adapun gejala yang paling sering ditemukan pada pasien yang terinfeksi langya, yaitu demam, kelelahan, batuk, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, dan mual.

Selain itu, ada juga 35 persen di antaranya yang mengalami masalah hati dan 8 persen lainnya alami penurunan fungsi ginjal.

Baca Juga :

SOURCE: SUARA.COM

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa