SUKABUMIUPDATE.com - Benarkah pil KB bisa menyebabkan naiknya berat badan? Pertanyaan tersebut kerap menjadi kekhawatiran sebagian perempuan.
Melansir dari Tempo.co, pil Keluarga Berencana atau pil KB sendiri termasuk salah satu kontrasepsi oral yang diminum untuk mencegah kehamilan sekaligus diresepkan mengobati sakit dari kondisi kesehatan seperti endometriosis dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Dilansir dari laman Verywell Health, pil KB mengandung kombinasi estrogen dan progestin atau progrestin saja. Formula kontrasepsi ini memasukkan kadar hormon yang lebih tinggi.
Peningkatan kadar estrogen cenderung menyebabkan seseorang menahan air. Meskipun tidak langsung menambah berat badan, efek pil KB juga berkaitan dengan faktor kebiasaan makan, olahraga, massa otot atau lemak tubuh, dan kondisi kesehatan yang mendasari.
Cara Kerja Pil KB
Ada kemungkinan bahwa kandungan pil KB menyebabkan tubuh menyimpan kelebihan air. Namun ini bukan kenaikan berat badan yang sebenarnya.
Melansir Goodrx Health, banyak metode kontrasepsi mencantumkan penambahan atau penurunan berat badan sebagai efek samping pil KB. Faktanya injeksi Depo Provera terbukti satu-satunya pengendali kelahiran yang mengakibatkan kenaikan berat badan.
Pil KB berfungsi dalam mencegah pelepasan sel telur dari indung telur (ovulasi), mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel pada rahim, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat sperma mencapai sel telur.
Sama dengan obat lainnya, jenis kontrasepsi oral ini mengakibatkan efek samping, meliputi sakit kepala, kembung, mual, payudara tiba-tiba lembut, perubahan periode menstruasi, serta suasana hati.
Karena tambahan hormon estrogen dari pil KB yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah dan tekanan darah tinggi, maka pengguna jenis kontrasepsi jenis ini berisiko mengalami serangan jantung dan stroke.
Terutama pada orang berusia di atas 35 tahun dan memiliki kebiasaan merokok, maka kontrasepsi yang mengandung estrogen bukan pilihan bagi Anda. Pil KB juga meningkatkan risiko penggunanya mengembangkan risiko kanker payudara dan serviks. Di sisi lain menurunkan risiko kanker ovarium, rahim, dan kolorektal.
Apabila Anda mulai minum pil KB dan merasa berat badan bertambah, sebaiknya bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan atau mempertimbangkan untuk beralih ke metode non-hormonal pengendali kelahiran.
SUMBER: TEMPO.CO/BALQIS PRIMASARI