SUKABUMIUPDATE.com - Kuntoro Boga Andi, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian mengatakan jika saat ini jumlah hewan ternak di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang sudah divaksin penyakit mulut dan kuku (PKM) mencapai 1.519 ekor.
"Sampai hari Senin pukul 14.20 WIB vaksinasi PMK di Jawa Timur dan Jawa Tengah dilaporkan mencapai 1519 ekor ternak dan data ini akan terus bertambah," ujar Kuntoro seperti yang dikutip dari video YouTube Kementan oleh tempo.co.
Baca Juga :
Sedangkan di Jawa Barat sedang dilakukan vaksinasi massal, tepatnya di kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.
Nantinya secara paralel vaksinasi massal akan dilakukan juga di provinsi dan kabupaten lainnya. Kuntoro menyebutkan Kementan juga telah memastikan penggunaan vaksin PMK darurat di target lokasi, kualitas, dan jumlah.
Ia mengatakan Kementan memantau lokasi ternak untuk memastikan vaksinasi tepat sasaran dan sesuai target.
Menurutnya, vaksin perlu dipastikan baik atau tidak rusak sehingga proses distribusi sesuai standar suhu penyimpanan yang ditetapkan oleh produsen vaksin.
Selain itu, akan dipastikan petugas vaksinator merupakan tenaga terlatih agar vaksinasi dilakukan secara benar, efisien, dan memberikan kekebalan yang optimal pada ternak-ternak rakyat.
Kuntoro berujar sosialisasi kepada peternak tentang syarat dan pentingnya vaksinasi PMK terus dilakukan ditambah pemantauan kondisi ternak pasca vaksinasi.
Adapun pelaksanaan vaksinasi dan penandaan ternak juga telah dilakukan dan terekam dalam sistem informasi kesehatan hewan dan secara realtime ditampilkan melalui portal siagapmk.id.
Pemantauan tersebut menurut Kuntoro, dilakukan untuk memudahkan pemantauan vaksinasi, distribusi vaksin, dan progres vaksinasi.
Kuntoro mengatakan untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi PMK kami telah melaksanakan program training of trainer (ToT) dan bimbingan teknis atau Bimtek.
Saat ini ada 18.407 petugas vaksinator di 19 provinsi yg tertular PMK. Program vaksinasi ini, kata Kuntoro, juga melibatkan petugas puskeswan, dokter hewan, paramedik veteriner, inseminator serta dokter hewan penyuluh dan mahasiswa dokter hewan perguruan tinggi di wilayah pelaksanaan vaksinasi.
"Kami sampaikan setiap tim vaksinator beranggotakan 3 sampai 5 orang petugas yang terdiri dari dokter hewan sebagai ketua tim dan para medik sebagai pelaksana vaksinasi dan pencatatan data atau decoder," tuturnya.
Kuntoro mengungkapkan bahwa vaksinasi merupakan tindakan permanen dalam mengendalikan PMK dan kekebalan hewan ternak di dalam virus PMK.
Adapun ternak yg terjangkit PMK dan sembuh, menurutnya, untuk sementara tidak menjadi target vaksinasi darurat karena telah memiliki kekebalan alami.
SOURCE: TEMPO.CO | RIANI SANUSI PUTRI