SUKABUMIUPDATE.com - Merebaknya penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak sapi yang sudah masuk ke Kota Sukabumi, membuat pengusaha sekaligus peternak ketar-ketir. Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia atau APPSI mendesak pemerintah segera menyalurkan vaksin PMK.
"PMK sudah parah di Indonesia, terutama di Jawa Timur yang terdampak lebih dulu. Kemudian Jawa Tengah, lalu sekarang ke Jabar, khususnya Tasikmalaya, Garut sudah KLB (Kejadian Luar Biasa), Pangalengan. Masuk juga ke Sukabumi," kata salah satu Ketua APPSI Muhammad Adriano, Kamis, 16 Juni 2022.
Adriano mengatakan sempat mengikuti rapat dengar pendapat atau RDP bersama Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian. Hasilnya, saat ini pemerintah memang sedang merencanakan tiga juta vaksin PMK dari Prancis. Adriano meminta rencana ini segera direalisasikan di seluruh Indonesia dengan tepat.
"Masalah ini pun sudah kami bawa ke dinas terkait khususnya di Kota Sukabumi. Kami mendukung penuh, meski mereka juga bukan tidak bisa apa-apa, tapi hanya bisa menyosialisasikan," ucap dia. "Kalau ditanya cukup atau tidak, rasanya tidak cukup karena populasi sapi kita juga sudah puluhan juta," kata Adriano.
Baca Juga :
PMK memukul para peternak sapi kecil. Apalagi mendekati waktu lebaran Iduladha, belum banyak peternak yang berani menjual sapi di pinggir jalan. "Seharusnya di jalan itu sudah ramai. Tapi karena ada virus PMK, ratusan ribu sapi dipotong paksa dan kerugiannya bisa ratusan miliar dan dampak ekonominya triliunan," katanya.
Kini para peternak terpaksa menutup pasar dan menunda berjualan sapi kurban. Mereka bahkan mengaku belum berani menjual sapi-sapi tersebut sebelum meyakini kondisi kesehatannya baik.
Salah satu peternak sapi yang sudah membuka lapaknya di sekitaran Jalan Lingkar Selatan Kota Sukabumi, Andri, mengatakan dirinya belum berani menjual sapi-sapinya yang didatangkan dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Meski, Andi menyebut sapi-sapi dari wilayah tersebut sudah diperiksa Dinas Peternakan.
"Tapi kita belum berani jual, lihat kondisi sapinya dulu. Kalau sepekan tidak ada kendala, baru bisa dijual. Sapinya kita datangkan langsung dari Kupang sepekan lalu dan di sini baru dua hari," kata dia. "Harga sapinya mulai Rp 20 sampai Rp 28 juta dengan berat 2 hingga 4 kuintal," tambah dia.
Pada akhir Mei 2022, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan atau DKP3 Kota Sukabumi menemukan dua sapi yang diduga terjangkit PMK. Kedua sapi di salah satu peternakan di Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, tersebut langsung diisolasi.
Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan mengatakan ada 20 sapi di kandang peternakan tersebut yang didatangkan dari Salatiga, Jawa Tengah. Setelah diperiksa, dua sapi ditemukan mengalami gejala PMK seperti mulut berbusa, lidah melepuh, sariawan, hingga kuku yang borok.