SUKABUMIUPDATE.com - Kista ovarium merupakan kantong yang berisi cairan dan tumbuh pada indung telur (ovarium) wanita. Kista ini biasanya akan muncul selama wanita dalam masa subur atau saat mengalami menstruasi.
Meski kebanyakan kasus kista ovarium tidak menimbulkan gejala, tapi biasanya dapat menyebabkan nyeri pinggul, nyeri di bagian perut bawah, rasa penuh di perut, dan kembung.
Dilansir oleh tempo.co dari laman nhs.uk, kista ovarium lebih umum menimbulkan gejala apabila terjadi pecah ruptur (kista pecah), kista berukuran besar, dan keberadaan kista menghalangi suplai darah ke ovarium.
Dalam kasus ini, penderita dapat mengalami: nyeri panggul parah secara tiba-tiba, sakit saat berhubungan seks, kesulitan mengosongkan usus, sering ingin buang air kecil, menstruasi tidak teratur, kembung atau perut buncit, merasa sangat kenyang meski makan sedikit, dan sulit hamil.
Komplikasi Kista Ovarium
Apabila tidak mendapat penanganan, kista ovarium mampu menempatkan beberapa wanita pada komplikasi tidak biasa. Ini termasuk:
1. Torsi Ovarium
Melansir WebMD di laman webmd.com, torsi ovarium terjadi ketika kista tumbuh besar, dan membuat ovarium bergerak dan memutar. Kondisi ini dikenal sebagai puntir ovarium, dan terasa sangat menyakitkan.
2. Pecah Kista
Seks vagina dan aktivitas lain dapat membuat kista ovarium pecah. Ini umum mengakibat nyeri hebat dan pendarahan. Meski dalam beberapa kasus pecah kista dapat sembuh sendiri, tetapi tak jarang pula masalah ini menimbulkan kondisi darurat medis.
3. Kista Terinfeksi
Kista ovarium dapat terbentuk akibat infeksi panggul yang membentuk abses. Jika abses ini pecah, bakteri berbahaya dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Metode Pengobatan Kista Ovarium
Cleveland Clinic di situs clevelandclinic.org menjelaskan, dalam kasus tidak serius, pengobatan kista ovarium dapat dilakukan dengan konsumsi obat penghenti ovulasi. Namun, pada kasus tahap lanjut, penderita kista ovarium mungkin memerlukan satu dari dua prosedur pembedahan berikut ini:
1. Laparoskopi
Pada prosedur ini dokter akan memasukkan alat kecil melalui sayatan kecil di perut untuk melihat organ reproduksi dan rongga panggul. Melalui sayatan tersebut pula dokter dapat mengangkat kista.
2. Laparotomi
Prosedur ini menggunakan sayatan lebih besar (dibanding laparoskopi) untuk mengangkat kista. Nantinya, kista akan diuji dahulu, apakah bersifat kanker atau tidak.
Jika kanker, dokter mungkin perlu mengangkat satu atau kedua ovarium, rahim, lipatan jaringan lemak yang disebut momentum dan beberapa kelenjar getah bening.
Kelenjar getah bening merupakan struktur kecil berbentuk kacang yang ditemukan di seluruh tubuh, memproduksi dan menyimpan sel penangkal infeksi, namun berisiko mengandung sel kanker.
SOURCE: TEMPO.CO | DELFI ANA HARAHAP