SUKABUMIUPDATE.com - Hipotermia kerap menjadi momok menakutkan bagi para pendaki gunung karena kondisi tersebut tak jarang menjadi salah satu penyebab kematian.
Namun, Hipotermia tidak hanya dapat dialami para pendaki gunung di atas ketinggian namun juga oleh siapa saja.
Mengutip dari Tempo.co, Hipotermia merupakan turunnya suhu tubuh dibawah 35 derajat Celcius. Sedangkan, suhu tubuh normal orang dewasa, yaitu 36,5 derajat Celsius hingga 37,5 derajat Celsius. Kondisi itu menyebabkan, jantung, sistem saraf, pernapasan tidak bisa bekerja secara optimal.
Mengutip WebMD, hipotermia penurunan suhu tubuh tersebab paparan suhu yang terlalu dingin. Selama terpapar suhu dingin, tubuh kehilangan sebagian besar panas hingga 90 persen.
Kehilangan panas ketika kulit terlalu lama terpapar suhu dingin atau kelembapan. Jika paparan dingin, karena berendam air dingin kehilangan panas 25 kali lebih cepat daripada jika terpapar suhu udara yang sama.
Biasanya, aktivitas hati dan jantung menghasilkan sebagian besar panas tubuh. Namun, saat suhu inti tubuh mendingin, kemampuan organ itu berkurang untuk menimbulkan panas.
Penyebab Terjadinya Hipotermia
Mengutip Healthline, hipotermia bisa berakibat fatal, risiko paling buruknya bisa mengakibatkan kematian.
Hipotermia bisa makin parah jika berada dalam kondisi, yaitu:
- Berada terlalu lama di tempat dingin
- Berendam dalam waktu yang lama
- Menggunakan pakaian dalam waktu lama
- Mengenakan pakaian yang terlalu tipis saat cuaca dingin
Gejala Hipotermia
Mengutip Mayo Clinic, seseorang yang mengalami hipotermia tak langsung menyadari kondisi itu. Sebab, gejalanya muncul secara bertahap. Gejala kekacauan berpikir atau kebingungan biasanya muncul ketika seseorang mengalami hipotermia.
Saat suhu makin turun, tubuh akan terus-menerus menggigil. Itu merupakan aktivitas otot untuk melindungi tubuh supaya terasa hangat.
Gejala hipotermia bisa terjadi ketika melakukan aktivitas mendaki gunung yang dipengaruhi cuaca dingin ekstrem, seperti dikutip dari Healthline. Hipotermia bisa terjadi ketika pakaian yang melapisi tubuh tak cukup hangat.
Gejala hipotermia antara lain, gemetaran, susah bicara, tidak fokus, kebingungan, mengantuk, lemas, susah bernapas, hilang kesadaran.
Hipotermia juga bisa muncul dipengaruhi usia, massa tubuh, riwayat masalah kesehatan. Beberapa penyakit seperti diabetes, tiroid, penggunaan obat-obatan, dan konsumsi alkohol juga bisa meningkatkan risiko hipotermia.
Mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kedua hal itu berisiko menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga tubuh cepat melepaskan panas dari permukaan kulit.
SUMBER: TEMPO.CO/TAUFIK RUMADAUL