SUKABUMIUPDATE.com - Kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi tidak hanya menyajikan primadona keindahan wisata alamnya saja, namun memiliki potensi di bidang pertanian, salah satunya penghasil serai atau sereh jumbo.
Para petani di Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi menanam serai di sejumlah lahan di kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi.
"Ada yang di lahan milik orang lain, milik pribadi, ada juga yang memanfaatkan lahan di tepian pantai," kata salah satu petani serai, Isep (29 tahun) warga Kampung Pasir Muncang, Desa Girimukti, kepada wartawan sukabumiupdate.com, Rabu (2/2/2022).
Isep menjelaskan, adapun penyebaran terbanyak tumbuhan serai di kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi dapat ditemui di wilayah Desa Girimukti. Selain serai jumbo yang memiliki ukuran besar, ada juga serai sayur atau warga setempat menyebutnya sereh bengkok di sepanjang jalan kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi.
"Bisa mencapai ratusan hektar, karena di sini (Desa Girimukti) memang banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan warga, seperti di Kampung Cibatu dan sekitar Puncak Darma," ujarnya.
Adapun proses penanaman hingga dipanen, Isep menuturkan waktu yang dibutuhkan biasanya mencapai kurang lebih empat bulan. Untuk waktu tanam dan panen selanjutnya bisa lebih singkat, bisa dua bahkan satu bulan.
"Tergantung banyak dan sedikitnya menanam, usia tumbuh juga berpengaruh dan bisa dipanen terus menerus sampai lima tahun lebih," ujarnya.
Isep mengatakan, hasil panen serai dari para petani tersebut biasanya dibeli oleh para pengepul atau tengkulak. Beberapa petani menjualnya di pinggir jalan, namun ada juga yang menjualnya hanya di ladang.
"Kalau yang di pinggir jalan itu harganya Rp 2.600 per kilo, sedangkan harga di ladang berkisar dari Rp 1.600 - 1.700 per kilo. Pengepul biasanya membawa ke Jakarta dan Tangerang, hampir seminggu dua kali, mereka bawa sampai ratusan ton," kata Isep.
Isep berkata, para petani biasanya menanam serai berbarengan dengan menanam padi. Setelah panen padi, para petani akan langsung mengurus tanaman serai tersebut.
"Kalau bibit biasanya sudah punya hasil dari pembibitan, namun ada juga yang beli dari Jawa Tengah, per kilogram harganya Rp 3000. Kalau 10 patok dengan bibit 4 kuintal, bisa panen pertama sekitar 4-5 kuintal, baru panen kedua bisa mencapai 1,2 ton," pungkasnya.