SUKABUMIUPDATE.com - Masyarakat Sunda, khususnya Sukabumi, sudah tidak asing dengan rebung. Bahan olahan ini diambil dari tunas pohon bambu. Bukan sembarang bambu, rebung yang biasa warga Pajampangan santap ternyata berasal dari bambu betung atau akrab disebut awi bitung.
Bambu betung (Dendrocalamus asper) adalah salah satu jenis bambu yang memiliki ukuran lingkar batang yang besar dan termasuk ke dalam suku rumput-rumputan. Asal usul bambu betung tidak begitu jelas, namun menurut beberapa sumber, diprakirakan berasal dari wilayah Asia Tenggara.
Karwan, warga Kampung Sukatengah, Desa Gunungbatu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, mengatakan bambu betung masih bisa ditemukan di wilayah Pajampangan, meski harus menyusuri kebun atau hutan yang jauh dari permukiman. Ini disebabkan pohon tersebut ditanam puluhan tahun lalu.
"Karena kebun bambu yang tumbuh hasil tanam puluhan tahun lalu. Jarang sekali warga sengaja menanam bambu di dekat rumah," kata Karwan kepada sukabumiupdate.com, Rabu, 26 Januari 2022. Karwan menyebut ada warga yang masih mempercayai pohon bambu sebagai tempat persinggahan makhluk halus.
"Terlepas masih adanya yang percaya pohon bambu tempat makhluk halus, di balik semua itu ternyata tunas atau iwung bambu merupakan salah satu makanan yang lezat," ucapnya.
Menurut Karwan, bahkan saat ini iwung awi bitung sengaja dijual, baik di pasar sayuran maupun warga yang berkeliling. Tak jarang pula, ada yang langsung memesannya. Harganya pun cukup terjangkau yakni Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per liter. "Iwung yang baru diambil, dibersihkan, dikupas, dan dibuang bagian kerasnya."
"Kemudian, dipotong ukuran kecil, setelah itu direndam selama satu atau dua hari," imbuh Karwan. "Bisa dimakan langsung sebagai lalab sambal. Tapi lebih enak diolah seperti tumis, campuran sayur lodeh, maupun pakai santan," kata dia.