SUKABUMIUPDATE.com - Perajin gula merah dari air nira kelapa di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menghadapi kondisi serba sulit. Harga jual anjlok disaat kemampuan produksi juga turun drastis akibat cuaca yang tak menentu.
"Produksi gula kelapa mengalami penurunan, akibat cuaca kemarau. Walaupun akhir-akhir ini ada hujan tapi tak banyak menolong," ujar Alek (37 tahun) perajin gula kelapa warga Kampung Panggiingan Desa Ciracap kepada Sukabumiupdate.com, Rabu (2/6/2021).
Begitupun dengan harga, kata Alex, penurunan harga terjadi 2 minggu menjelang lebaran. Awalnya harga per kilogram mencapai Rp.12 ribu, turun menjadi Rp.6000 per kilogram.
"Penghasilan perhari saat ini mencapai 20 kilogram, belum dipotong biaya kayu bakar, sewa pohon kelapa milik orang lain. Total keuntungan 10 kilogram per hari," jelasnya.
Hal yang sama juga diutarakan Awan, perajin gula merah kelapa di Kampung Citamiang Desa Gunungbatu, Kecamatan Ciracap. "Sudah produksi turun, harga pun ikut turun. Saat ini mencapai Rp.7000, itu harga borsom, dimana kami meminjam uang dulu buat modal, lalu dibayar pakai gula, kalau harga biasa sekitar Rp. 8000 per kilogram, jauh dibandingkan dengan harga awal, mencapai Rp. 11 ribu - 12 ribu per kilogram," imbuhnya.
"Dari 80 pohon yang diambil air niranya, sekarang menghasilkan 20 kilogram gula, pada saat cuaca normal itu bisa menghasilkan 40 kilogram gula merah kelapa. Kalau dihitung dengan biaya produksi pasti nombok, tapi kalau tidak memproduksi dari mana untuk memenuhi kebutuhan hidup, makanya itung - itung turut makan dari tengkulak," jelasnya.