SUKABUMIUPDATE.com - Perajin Batik Lokatmala Sukabumi memperkenalkan produk terbarunya berupa kaus batik pada momen Hari Batik Nasional, Minggu, 2 Oktober 2022.
Produk terbaru ini menyasar semua kalangan masyarakat, khususnya milenial dan Gen Z karena menjadi pakaian yang bisa digunakan dalam sehari-hari atau daily wear. Adalah Masagi dan Garuda Ngupuk, dua motif yang dipakai di kaus batik tersebut.
Pemilik Batik Lokatmala Fonna Melania mengatakan di setiap hari batik, Lokatmala berusaha memberikan sesuatu spesial dan di tahun ini Lokatmala sedang melakukan pengembangan produk terbarunya yaitu batik kaus untuk di-launching di Hari Batik Nasional.
Fonna menuturkan karena kaus, maka sifatnya daily to wear dengan demikian tidak terbatas oleh acara formal. Sehingga diharapkan bisa menjadi pilihan semua kalangan masyarakat khususnya kaum milenial.
Lebih lanjut, Fonna menjelaskan kaum milenial harus bisa melestarikan batik dengan cara memakainya. "Proses batik ini akan terus lestari ketika ada konsumen tetap mau pakai, untuk kalangan Gen Z atau milenial ini saya pikir lebih cocok kalau bahannya menjadi sebuah t-shirt atau kaus,” ujar dia.
Baca Juga :
Sama dengan batik lainnya, batik kaus ini telah melalui proses panjang sebelum di-launching, di antaranya proses penciptaan batik di luar proses membatiknya. Sehingga dibalik motif batik terkandung banyak unsur yang menjadi sebuah simbol dan hal tersebut tidak muncul secara tiba-tiba, sebab butuh pengalaman atau perjalanan mengenal budaya kearifan lokal.
Dia pun menyinggung soal penggunaan motif batik Masagi milik Lokatmala yang ada di bangunan Kampus IPB Sukabumi. Motif batik itu menjadi ornamen gedung kampus namun tanpa ada izin dari pihak Lokatmala.
“Pasti IPB mengertilah dengan segala metodologi, kajian itu prosesnya lama karena menyimpulkan satu unsur-unsur segala aspek kehidupan dijadikan satu dalam satu simbol dan kemudian jadi motif batik itu bukan yang gampang," ungkapnya.
Fonna pun mengajak masyarakat untuk mengenal lebih jauh mengenai batik. Sehingga tidak sekedar memakai saja, harus tahu bagaimana filosofi asal batik tersebut dari mana asalnya, apa cerita dibalik motifnya, apa pesan yang disampaikan oleh motif tersebut.
"Kita harus peduli prosesnya, siapa yang berada di balik semua ini. Jadi apa pun barang seni dan budaya ketika kita peduli itu adalah satu bentuk apresiasi, tidak hanya di barang bentuk akhir tapi ke siapa pun terlibat prosesnya," ungkapnya.
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi berharap generasi saat ini dapat berpartisipasi dalam melestarikan budaya dan kearifan lokal.
"Dengan inovasi yang dibuat Lokatmala ini, berupa kaus batik diharapkan dapat diterima anak-anak muda sekarang dan menjadi icon di Kota Sukabumi. Pokoknya sukses buat Lokat mala, dan selamat hari bathik nasional," ujarnya.
Kabid Pariwisata Disporapar Kota Sukabumi Cesar Anwar mengatakan batik merupakan budaya Indonesia yang tidak boleh dilupakan. Cesar mengucapkan terima kasih kepada Lokatlama atas launching-nya kaus batik Lokatmala dan semoga menjadi trademark Kota Sukabumi.
"Selamat Hari Batik Nasional, semoga batik di Kota Sukabumi dapat terpelihara lagi.
Kepala Diskumindag Kota Sukabumi Ayi Jamiat mengapresiasi Lokatmala yang akan meluncurkan produk kaus. "Semoga ini diminati warga dan membuat dampak bagi Kota Sukabumi dan nama Kota Sukabumi bisa dikenal di daerah lain," kata Ayi.
(ADVERTORIAL)
REPORTER: CRP/GIANNI FATHIN RABBANI