Harga Pupuk Naik dan Panen Murah, Petani Sayuran di Sukabumi Curhat ke DPR RI

Minggu 07 Agustus 2022, 16:42 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Melonjaknya harga pupuk non subsidi membuat para petani di Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi mengeluh. Kondisi ini melengkapi penderitaan mereka, karena hasil panen anjlok setelah harga sayuran tidak stabil, dimana sawi caisim hanya dibeli Rp 200 per kilogram.

Salah satu petani sayuran di Kebonpedes Bubun (45 tahun) mengatakan harga pupuk yang mahal membuat para petani sayuran merugi.  

"Pasokan pupuk juga kurang di kios-kios. Bahkan kalau ada harganya pun melonjak harga mahal. Karena tanaman sayuran disini tidak memakai pupuk bersubsidi akibat tidak cocok," ujarnya Minggu (7/8/2022)

Bubun menerangkan, para petani sayuran di wilayahnya itu biasa menggunakan pupuk amonium sulfat ZA dan NPK. 

"Pupuk ZA ini meningkat asalnya Rp.70 ribu, naik ke Rp.100. Bahkan saking jarangnya harganya persak (50 Kg) sekarang Rp.350.000., Terus NPK biasanya persak Rp.450.000, sekarang Rp.800.000," tuturnya. 

Para petani pun berharap dengan kondisi yang dialami petani mulai harga sayuran murah dan tingginya harga pupuk, meminta hadirnya pemerintah yang dialami petani saat ini. "Harapannya pemerintah hadir dalam persoalan yang dihadapi para petani. Jangan sampai petani terus merugi," harapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, drh Slamet mengatakan, pihaknya di Komisi telah melakukan sejumlah upaya untuk menjawab persoalan pupuk yang dialami para petani di daerah.

"Dari awal saya menyampaikan untuk memberikan subsidi ke petani itu jangan subsidi pupuk. Tapi subsidi pasca panen dan ini yang terus saya perjuangkan," ujarnya usai menghadiri acara Gebyar Muharam di Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi.

photoPara petani di Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi mengeluhkan anjloknya harga jual sawi hijau atau caisim dari petani ke pasar. - (Riza)</span

Slamet menuturkan sebenarnya, berapa pun harga pupuk petani itu pasti akan membelinya. Namun petani perlu jaminan hasil panen agar tidak rugi dengan modal dikeluarkanya.

"Sebenarnya bagi petani, pupuk mahal itu tidak masalah tetap dicari asalkan panen dia terbeli dengan harga di atas. Sekarang pemerintah bisa lakukan itu, kalau pun mau," kata Slamet.

Masalahnya sekarang pemerintah hanya mensubsidi pupuk, namun yang untung bukan petani melainkan  distribusi yang menikmati, mulai dari distributor dan agen. 

"Makanya dengan kenaikan itu justru harus jadi bahan evaluasi bagi pemerintah. Apa rubah subsidinya?, tidak apa-apa pupuk mahal, tapi jamin hasil petani dengan pupuk mahal harganya tetap terjangkau dan untung. Solusinya ubah subsidi pupuk dengan subsidi pasca panen," katanya.

Baca Juga :

Dibabat Hingga Membusuk, Petani Sukaraja Sukabumi Kesal Harga Caisim Anjlok

Baca Juga :

Petani Ciemas Curhat Harga Jahe Merah di Geopark Ciletuh Sukabumi Anjlok

Baca Juga :

Pihaknya pun kata Slamet di Komisi IV mengaku sudah bosan dan capek mengingatkan soal keseriusan pemerintah untuk mengurus anggaran subsidi pupuk, karena dianggap adanya Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)

"Sudah rekomendasikan hilangkan RDKK, karena sudah tidak benar dan dananya sedikit. Ini tanggung jawab pemerintah, dengan sistem subsidi berdasarkan luasan lahan tanam setiap daerah baik kota maupun kabupaten itu selesai masalahnya," jelasnya.

Slamet memberikan analogi kepada pemerintah di daerah, dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani 

"Saya kasih ilustrasi, kalau pemerintah mau mensejahterakan petani. Sukabumi saja itu ada 13 ribu ASN, kalau pemerintah yakin berpihak kepada petani, alihkan Rp 100 ribu dari ASN untuk belanjanya langsung ke petani kita. Coba kalau Rp 100 ribu dikali Rp 13 ribu, mencapai m 1,3 Triliun setiap bulan.  Sehingga tidak ada lagi cerita petani di Sukabumi tidak laku dijual kenapa? ASN kita dikasih langsung dengan produk petani," bebernya 

"Insyaallah bisa, sederhana sebenarnya. Panennya kan 4 bulan. Anggaplah 3 bulan sekali. Itu pasar jangan langsung masuk ke jakarta, buat pasar hortikultura, semua ditampung di situ. Sehingga harga bisa dikendalikan di sini. Kita bisa membentuk pasar di daerah, jangan orang sini mengirim, tapi sebaliknya Jakarta datang kesini dan kita yang kendalikan," sambungnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 22:08 WIB

Kronologi Tabrakan Truk Molen Tol Bocimi dengan Mobil di Cibadak Sukabumi

Sopir mobil Honda CR-V menjalani perawatan di rumah sakit.
Truk molen proyek Tol Bocimi Seksi 3 yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 21:21 WIB

Truk Molen Belum Dievakuasi! Kecelakaan di Cibadak Sukabumi Bikin Macet

Kemacetan panjang terjadi di kawasan ini.
Truk molen yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 20:03 WIB

Sungai dan Gorong-gorong Meluap, Jalan Geopark Ciletuh Sukabumi Terendam Banjir

Erus menyebut ketinggian air kurang lebih 40 sampai 50 sentimeter.
Tangkapan layar jalan provinsi ruas Loji-Balewer-Puncak Darma di kawasan CPUGGp Kabupaten Sukabumi, terendam banjir pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Life23 November 2024, 20:00 WIB

7 Ciri Kamu adalah Seorang yang Fomo, Takut Ketinggalan Informasi dan Gila Medsos!

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang merujuk pada perasaan cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang penting atau menarik yang sedang terjadi, biasanya di lingkungan sosial atau media.
Ilustrasi - Tanda Kamu Orang yang FOMO Tapi Mungkin Tidak Menyadarinya (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi23 November 2024, 19:49 WIB

Banjir Rendam Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua Sukabumi, Lalu Lintas Sempat Macet

Bencana banjir ini sempat menyebabkan kemacetan panjang.
Kondisi banjir di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu sore (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 19:33 WIB

Dinding Rumah Warga di Ciemas Sukabumi Jebol Dihantam TPT Ambruk

Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini.
Kondisi rumah Mulyadi yang jebol di Kampung Bakanjati RT 03/04 Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 19:14 WIB

Jembatan Sungai Cibeureum Kota Sukabumi Ambruk, Akses Baros-Sindangpalay Putus

Hujan deras menyebabkan debit air Sungai Cibeureum meningkat secara signifikan.
Tangkapan layar video jembatan di Sungai Cibeureum Kota Sukabumi roboh pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi Memilih23 November 2024, 19:00 WIB

GRIB Jaya Cibeureum Apel Siaga Ayep-Bobby untuk Pilkada Kota Sukabumi

Ayep berharap pelaksanaan pencoblosan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Calon Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki saat apel siaga bersama GRIB Jaya PAC Kecamatan Cibeureum pada Sabtu (23/11/2024).  | Foto: Tim Ayep Zaki
Sehat23 November 2024, 19:00 WIB

Kenali Kolesterol Tinggi pada Anak : Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Kolesterol tidak hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi anak-anak pun bisa menderita penyakit ini.
Ilustrasi anak terkena kolesterol tinggi (Sumber : Freepik/@freepik)
Life23 November 2024, 18:00 WIB

Doa untuk Ibu Hamil Agar Persalinan Lancar dan Diberikan Kemudahan

Doa merupakan bentuk permohonan dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran dan keselamatan dalam proses persalinan.
Ilustrasi -  Doa merupakan bentuk permohonan dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran dan keselamatan dalam proses persalinan. (Sumber : pixabay.com/@mochow11)