SUKABUMIUPDATE.com - Era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001 - 2004 menuai banyak polemik. Salah satunya terkait daftar aset negara yang dijual oleh Megawati saat menjabat sebagai Presiden.
Belakangan, presiden kelima Indonesia ini pun banyak mendapatkan kritik dari netizen setelah dalam Rakernas PDIP dirinya mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.
Kata-kata yang sempat viral adalah dirinya tak mau mendapatkan menantu seperti tukang bakso, serta kopi susu yang merujuk pada rasisme orang-orang berkulit hitam.
Megawati juga mengecam akan memecat kader PDIP yang melakukan manuver dalam proses pemilu 2024.
Melansir dari suara.com, kontroversi Megawati ternyata sudah dimulai sejak dia menjabat sebagai presiden Indonesia.
Ada dua hal yang dilakukan Megawati di masa lalu yang melemahkan posisinya sebagai presiden maupun kader politik. Dua hal itu adalah daftar aset negara yang dijual saat era Megawati yakni Indosat dan hak eksplorasi ladang gas.
1. Menjual Indosat
Di masa kepemimpinannya, Megawati memperoleh kritik karena telah melakukan penjualan terhadap Indosat yang saat itu berstatus sebagai BUMN.
Divestasi saham dimenangkan oleh perusahaan asal Singapura, Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia) yang sahamnya dikuasai pemerintah Singapura lewat Temasek. Padahal saat itu Indosat tergolong BUMN yang menguntungkan.
Saat dijual pada 2002, ST Telemedia merogoh kocek Rp 5,6 triliun untuk membeli 41,94 persen saham.
Lima tahun kemudian, justru ST Telemedia yang memperoleh keuntungan berlipat setelah menjual seluruh saham Indosat yang dibeli dari Indonesia kepada Qatar Telecom QSC.
Kabar inipun membuat publik naik pitam. Saat itu, Qatar Telecom QSC merogoh Rp 16,7 triliun untuk membeli saham Indosat dari ST Telemedia. Setelah akuisisi saham ini, Indosat berubah nama menjadi PT Indosat Ooredoo.
2. Hak Eksplorasi Ladang Gas
Megawati juga tercatat pernah menjual hak eksplorasi ladang gas dengan harga yang murah. Para ekonom menilai keputusan Megawati itu membuat negara merugi.
Meski dikecam banyak pihak, kubu Megawati menyebut keputusan ini sudah benar. Pasalnya, dulu harga gas belum setinggi hari ini.
Kondisinya justru berkebalikan mengingat saat itu harga gas dan minyak bumi dunia sedang turun.
Salah satu gas yang dijual murah oleh Megawati adalah gas dari lapangan Tangguh Papua ke Cina.