SUKABUMIUPDATE.com - Satu lagi kuliner khas Pajampangan, Kabupaten Sukabumi yang wajib dicoba. Namanya keripik rebung bambu. Makanan yang satu ini berbahan iwung atau rebung bambu jenis lengka atau bambu bitung.
Keripik rebung tersebut diproduksi Kelompok Wanita Tani (KWT) Walagri binaan Koperasi Wana Agri Sejahtera di Jalan Raya Cimulek, Kampung Pasirdalam RT 04/27, Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Keripik Ubi Ungu dari Indonesia Tembus Pasar Wisata Dunia
"Produk kripik rebung bambu ini dibuat sejak tahun 2017. Waktu itu masih dalam tahap uji coba, barulah awal 2018 kami mulai memasarkan hasil olahan bambu tersebut," kata ketua KWT Walagri Ani Haryani kepada sukabumiupdate.com, Rabu (15/5/2019).
Menurut Ani, ide awal membuat keripik ini setelah melihat banyaknya bambu lengka atau bambu bitung di hutan di wilayah Kecamatan Waluran. Namun batang bambu hanya untuk tiang bendera atau umbul umbul, adapun rebungnya hanya dijadikan sayur atau lalaban.
Ani berpikir rebung bisa diolah lagi menjadi jenis makanan lainnya. Kemudian tercetus pemikiran rebung dijadikan keripik. Pada awalnya pengolahan rebung bambu sempat gagal keran ada yang salah dari komposisi bumbu dan cara mengolahnya. Setelah terus dicoba, akhirnya ditemukan komposisi yang tepat.
Menurut Ani, rebung bambu memiliki karakteristik serat yang kasar dan bau. Untuk menghilangkan bau tersebut, rebung bambu dikupas lalu dicuci bersih dan direbus sampai matang. Setelah itu dihancurkan dengan cara diblender kemudian dicampur tepung singkong. Lalu masukan bumbu dan rempah-rempah. Lanjut ke proses selanjutnya, adonan keripik rebung itu dimasukan ke alat pencetak berupa ruas bambu tua untuk diiris tipis lalu digoreng.
BACA JUGA: Warga Tegalbuleud Sukabumi Ciptakan Keripik Tempe Sehat, Renyah dan Gurih
"Saat ini memang produksi masih terbatas, sehari hanya menghasilkan 50 kilogram. Untuk pemasaran selain disimpan di warung warung di daerah Pajampangan juga melalui pesanan, ikut pameran kuliner. Harga kemasan per kilogram Rp 40 ribu, sedangkan untuk ke warung eceran beragam, Rp 1.000, ada yang Rp 5.000 ribu dan Rp 10 ribu. Kemasannya masih sederhana belum dipatenkan," pungkasnya.