SUKABUMIUPDATE.com - Tekad kuat yang dimiliki kedua atlet sepakbola asal Sukabumi ini patut menuai apresiasi. Kedua atlet tersebut adalah Piat Supriatna (29 tahun) dan Imat Hermawan (30 tahun). Keterbatasan fisik tak menjadi penghalang bagi keduanya untuk menorehkan fisik dan mengharumkan nama tanah kelahirannya di kancah nasional maupun inernasional.
Ya, Piat dan Imat adalah atlet sepakbola asal Sukabumi yang kini tengah menjalani seleksi Timnas Garuda Indonesia Amputee Football (INAF). Mereka juga sedang menggembleng latihan agar bisa unjuk gigi di ajang bergengsi Asian Cup Amputee Football di Selangor, Malaysia bulan Februari 2020 mendatang.
BACA JUGA: Berawal dari Instagram, Pesepakbola Asal Sukabumi Ini Ikuti Seleksi Timnas Garuda INAF
Piat Supriatna adalah Pemuda asal Kampung Tegallega RT 28/05 Kedusunan II Desa Tegallega, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Sementara Imat Hermawan adalah pemuda asal Jalan Selabintana Kampung Karawang Central RT 02/01 Desa Karawang Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi.
Piat kehilangan kaki kirinya akibat kecelakaan lalu lintas di daerah Semarang pada 2 April 2017 silam. Piat sempat dirawat di RSUD Karyadi selama hampir enam bulan, hingga akhirnya tim dokter memutuskan kaki Piat harus diamputasi. Saat itu, Piat bekerja di salah satu perusahaan travel.
"Kalau tidak salah, 1-3 Desember 2019 kemarin saya sempat menghadiri Hari Disabilitas Internasional di Jakarta. Di situ saya bertemu dengan Tim INAF. Kebetulan salah satu anggota tim masih teman saya juga. Akhirnya saya diajak untuk bergabung dan ikut latihan, persiapan untuk kejuaraan Asian Cup Amputee Football di Selangor, Malaysia. Masih ada waktu untuk latihan fisik dan skill," kata Piat dalam wawancara sukabumiupdate.com, Minggu, 8 Desember 2019.
BACA JUGA: Kehilangan Kaki Kiri, Pemuda Tegallega Sukabumi Siap Unjuk Gigi di Tim Garuda INAF
Lain halnya dengan Imat. Ia mengaku kondisi fisiknya dimana ia tak memiliki kaki kanan sudah dialami sejak lahir. Pria yang sering bermain pada posisi gelandang serang tersebut, tinggal bersama ibu angkatnya yang bernama Erna widiawati. Hal itu karena Imat sejak kecil tidak tinggal bersama orang tua kandungnya.
"Ibu kandung saya meninggal sejak saya umur dua tahun dan sampai saat ini saya masih belum mengenali wajah ibu kandung saya sendiri. Kalau untuk sepakbola, saya memang hobi bola, dan di rumah juga suka main bola bersama orang-orang non disabilitas. Kondisi saya seperti ini saat lahir," kata Imat kepada sukabumiupdate.com, Kamis (10/1/2020).