SUKABUMIUPDATE.com - Para pengungsi pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, menghadapi persoalan baru yaitu menipisnya persediaan atau stok sembako. Keadaan ini terjadi akibat jumlah warga terdampak yang mengungsi semakin bertambah.
"Sembako kurang karena ada kenaikan [jumlah pengungsi], kemarin 133 Kepala Keluarga sekarang 134 Kepala Keluarga. Jumlah jiwanya 404 jiwa, yang [tambahan] satu Kepala Keluarga belum terhitung jumlah jiwanya berapa. Jadi jelas hitungan logistiknya nambah secara dapur umum maupun [bantuan] yang dibagikan," kata Kepala Desa Cijangkar, Heri Suherlan kepada sukabumiupdate.com, Senin (1/2/2021).
BACA JUGA: Gemuruh di Lokasi Pergerakan Tanah Ciherang Sukabumi, Kades: Sempat Picu Kepanikan
Untuk menutupi kebutuhan saat ini, warga mengandalkan stok pangan dari rumah masing-masing. Namun, kata Heri, itu tak akan bertahan lama. "Alhamdulillah masyarakat kan bertani dan kemungkinan ada stok. Tapi itu kan tidak bisa bertahan lama," imbuhnya.
Adapun bantuan sembako yang dibagikan untuk warga terdampak itu berasal dari relawan yang menyumbang. Bantuan itu, kata Heri jenisnya, beras, mie, sarden, susu dan lainnya. Untuk mengantisipasi menipisnya bantuan ini, panitia lokal yang mengelola bantuan mencoba mengaturnya.
Maka dari itu Heri meminta kepada BPBD untuk memberikan cara soal distribusi bantuan bagi korban terdampak pergerakan tanah. "BPBD memberikan cara pembagian [bantuan] secara SOP BPBD, sebab desa tak tahu soal itu," jelasnya.
Heri pun berharap apabila ada relawan yang ingin membantu agar melakukan assessment ke lapangan. Tujuannya agar bantuan sesuai dengan kebutuhan para korban terdampak pergerakan tanah.
Heri menuturkan bertambah jumlah pengungsi sebab dampak pergerakan tanah yang semakin meluas sejak terjadi pada pertengahan Desember 2020 lalu. Menurut Heri, retakan yang awalnya hanya terjadi dibeberapa titik kini tersambung. "Kemarin retakan terpisah-pisah sekarang [retakan] menyambung," ujar Heri.
Selain memaksa warga untuk mengungsi, bencana itu juga merusak bangunan. Bahkan sejumlah rumah di atas tanah bergerak sudah dirobohkan karena membahayakan. Heri pun berharap badan geologi untuk secepatnya turun ke Ciherang agar diketahui status tanah ini. "Apakah status tanah ini layak atau tidak," tegasnya.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.