SUKABUMIUPDATE.com - Kurang lebih tiga pekan, 57 kepala keluarga meninggalkan tempat tinggalnya di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Sebagian besar tempat tinggal mereka rusak, ada yang terancam akibat pergerakan tanah yang terus terjadi di wilayah tersebut.
Dari jumlah tersebut 22 kepala keluarga, harus tinggal di pengungsian yaitu bangunan SDN Ciherang. Sebagian besar lainnya menetap sementara di rumah sanak keluarga.
BACA JUGA: Dihantui Sejarah Longsor, Warga Ciherang Sukabumi Tiap Hari Dengar Suara Gemuruh
Alpi Rahayu (23 tahun) guru SDN Ciherang, salah satu warga yang terdampak sudah tiga minggu tinggal di gedung sekolah. "Saya bersama warga yang lain harus tinggal di sini karena rumah kami sudah mengalami kerusakan berat akibat tanah bergerak itu," ucapnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (21/1/2021).
Pengungsi berinisiatif membikin dapur umum dengan membawa peralatan dapur sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. "Disini belum ada dapur umum yang disiapkan khusus oleh pemerintah, jadi kami gunakan peralatan dapur masing-masing untuk makan sehari-hari," sambung Alpi.
Rumah warga sengaja dirobohkan karena rusak berat akibat pergerakan tanah di Ciherang Nyalindung Sukabumi
Adapun tenda yang dibangun BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dimanfaatkan oleh pengungsi untuk menyimpan barang-barang atau harta benda, karena bangunan rumah sudah dibongkar karena rusak berat akibat pergerakan tanah.
"Kami berharap kepada pemerintah agar secepatnya memberi kepastian bagaimana nasib kami apakah kami semua harus pindah atau kami masih bisa tinggal di kampung Ciherang ini," pungkasnya.
BACA JUGA: Pergerakan Tanah di Ciherang Sukabumi Meluas, 12 KK Mengungsi di Gedung SD
Kepala Desa Heri Suherlan sempat menyampaikan rencana relokasi, saat warga mulai diminta mengosongkan tempat tinggal mereka. Namun belum diketahui lagi perkembangan rencana relokasi tersebut.
Pergerakan tanah di Kampung Ciherang diketahui semakin meluas. Menjalar di wilayah RT 01 dan RT 02, sebagian besar bangunan yang terdampak parah sudah dirobohkan oleh warga dan petugas gabungan.
Intensitas hujan yang tinggi membuat pergerakan tanah makin intens. Warga dilarang mendekati lokasi tersebut saat hujan turun.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 3M (memakai masker, menJaga Jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.