SUKABUMIUPDATE.com - Publik Sukabumi dihebohkan dengan beredarnya video dua bocah laki-laki yang berkelahi di sebuah semak-semak. Mereka diduga berkelahi atas instruksi temannya yang berusia lebih tua. Rekaman video berdurasi 29 detik ini viral lantaran diduga sebagai bentuk bullying atau perundungan.
Pada Jumat (6/5/2022), reporter sukabumiupdate.com coba menelusuri video tersebut. Alhasil, ditemukan keterangan dua bocah yang berkelahi dalam video ini merupakan siswa SD di Kota Sukabumi yang masih duduk di bangku kelas IV dan VI. Mereka diduga dipaksa bertengkar oleh temannya yang duduk di bangku SMP.
Kedua bocah laki-laki ini merupakan warga di salah satu perumahan di Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Saat video tersebut diambil, ada pula beberapa bocah lainnya yang ikut menyaksikan perkelahian ini. Video ini pun sempat diunggah sebagai konten YouTube beberapa waktu lalu, meski belakangan sudah dihapus.
Ayah salah satu bocah dalam video itu, MP (49 tahun), mengatakan video tersebut dibuat kurang lebih dua bulan lalu dan direkam oleh seseorang. Tetapi, baru diketahui menjelang Idulfitri 1443 Hijrah atau Lebaran 2022. MP mengaku mengetahui ada video itu dari saudaranya yang melihat di salah satu kanal YouTube.
"Ketika dilihat, ternyata anak saya yang menjadi korban," kata MP, Jumat. Menurut MP, anaknya dipaksa berkelahi dengan anak lain yang juga masih tetangganya di lingkungan perumahan mereka. "Yang nonton itu anak SMP. Ada dua anak yang menjadi wasit. Video itu sempat di-upload ke YouTube," ucap dia menambahkan.
Baca Juga :
Meski video tersebut sudah dihapus di YouTube, MP mengaku sudah menyimpan videonya karena sebelumnya telah ramai menjadi buah bibir di masyarakat. Hingga saat ini, anak MP yang ada di video tersebut tidak mengakui perbuatannya dan memilih diam, bahkan sempat tidak ingin sekolah agama seperti biasa.
Sementara bocah yang saat itu berkelahi dengan anaknya, kata MP, sampai saat ini masih trauma dan tidak mau pulang ke rumahnya. Bahkan, bocah ini meminta pindah sekolah dan rumah lantaran takut terhadap MP. "Dia merasa takut kepada saya karena sudah memukuli (berkelahi) dengan anak saya," kata MP.
Selain perkelahian, MP mengatakan ada dugaan bullying lain yang terjadi di lingkungan perumahannya seperti penyundutan rokok, anak kecil dimasukkan ke tong sampah, dipaksa makan cabai, hingga kerusakan rumah dan vandalisme. MP menyebut rentetan dugaan bullying ini bermula dari perang sarung yang sudah dimediasi.
"Kebetulan anak saya yang menjadi korban. Saya laporkan ke Polsek," ucap dia. Namun kekinian, MP mengatakan bhabinkamtibmas setempat menyarankan supaya kasus ini dimediasi terlebih dulu bersama terduga pelaku pembuat konten.