SUKABUMIUPDATE.com - Banyak orang yang sering kali melewatkan sahur karena berbagai alasan. Padahal para ahli percaya jika sahur merupakan waktu makan yang paling penting selama menjalani puasa di bulan ramadan.
Makanan yang dikonsumsi saat sahur merupakan sumber energi yang akan digunakan selama berpuasa hingga waktu berbuka tiba.
Dengan makan makanan bernutrisi saat sahur maka kita pun akan terhindar dari kelaparan, rasa lesu dan lemas ketika beraktivitas. Tak hanya itu, sahur juga memberi manfaat kesehatan bagi tubuh.
Dan berikut ini merupakan beberapa alasan mengapa sahur tidak boleh dilewatkan, seperti melansir dari tempo.co.
Baca Juga :
1. Mencegah Dehidrasi
Selama Ramadan, kesempatan untuk minum bisa dibilang terbatas, yakni pada waktu berbuka puasa hingga imsak. Oleh sebab itu, makan sahur menjadi salah satu waktu kita bisa memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar tidak dehidrasi. Sebaiknya, minumlah dua gelas air saat sahur.
2. Dapat Mencegah Hipoglikemia
Semua sel tubuh pada dasarnya membutuhkan energi, salah satunya berasal dari glukosa darah. Pada saat berpuasa, gula darah ini akan terpakai oleh sel-sel tubuh sebagai sumber energi.
Persoalannya, jika sisa gula darah terlalu rendah maka bisa terjadi hipoglikemia yang ditandai dengan badan lemas, pusing, sulit konsentrasi, gemetar, keringat dingin, bahkan pingsan. Itulah alasan pentingnya makan sahur agar kestabilan kadar gula darah selama puasa tetap terjaga.
3. Mencegah Asam Lambung Naik
Kondisi perut kosong yang sangat lama akan meningkatkan kadar asam lambung. Jika sudah begitu, bukan tidak mungkin akan muncul gejala maag, seperti nyeri ulu hati, mual, atau muntah.
Oleh karena itu, makan sahur penting agar kondisi perut tak kosong sekaligus mencegah pengeluaran asam lambung berlebih selama berpuasa.
4. Mencegah Kehilangan Massa Otot
Sahur telah terbukti bisa memperbaiki tingkat metabolisme dan mencegah hilangnya massa otot selama berpuasa. Akan tetapi, pastikan jika menu makanan sahur mengandung protein yang ideal. Untuk itu, Anda bisa mengonsumsi telur, daging merah, ayam, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
SOURCE: TEMPO.CO