SUKABUMIUPDATE.com - Panen perdana di salah satu sentra penghasil padi terbesar di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, yakni Desa Mekarsari, sudah dimulai sejak seminggu yang lalu. Desa yang memiliki lahan sawah seluas 1.280 hektare ini dalam satu hektarenya bisa menghasilkan gabah basah sebanyak 5 ton lebih.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Mekarsari, Udon, para petani untuk hasil tanam pertama ini langsung dijual ke pengepul.
"Petani memang banyak langsung menjual, karena untuk modal tanam kedua, juga kendala faktor cuaca, turun hujan, jadi susah untuk menjemurnya," ujar Udon kepada sukabumiupdate.com, Rabu (9/2/2022).
Baca Juga :
Pada panen perdana tahun ini, lanjut Udon, harga gabah kering berkisar di Rp 4.300 sedangkan harga gabah basah berkisar di Rp 3.800 hingga Rp 4.000 per kilogram. "Lumayan naik dibandingkan dengan tahun kemarin, berada di angka Rp 3.000," tambahnya.
Meski begitu, karena faktor cuaca, kata Udon, harga gabah diakuinya menjadi tidak stabil.
"Tapi dengan faktor cuaca, sering turun hujan ini, harga memang tidak stabil," jelasnya.
Senada, salah satu pengepul, Kusnadi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, selain faktor cuaca, juga banyak daerah lain yang sudah mulai memasuki masa panen. Saat membawa hasil panen dari Desa Mekarsari dan menjualnya ke Bandung, Kusnadi menyebut sudah ada kenaikan harga gabah.
"Harga beli dari petani, per kilogram Rp. 4.000 sampai Rp 4.100, tergantung kadar air, serta jenis padinya. Memang awalnya diterima di Bandung per kilogramnya Rp.4.100, namun sekarang sudah ada kenaikan harga," jelasnya.
Terpisah, Kepala UPTD Pertanian Wilayah Jampangkulon, Yaya Kuswaya mengatakan beberapa kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi memang sudah mulai memasuki masa panen.
"Untuk harga standar pemerintah adalah gabah kering panen (GKP) Rp. 4000, sedangkan untuk Gabah Kering Giling (GKG) Rp.4800," ujarnya singkat.