SUKABUMIUPDATE.com - Petani diwilayah selatan Kabupaten Sukabumi atau yang dikenal dengan daerah Pajampangan sudah mulai melakukan panen perdana di tahun ini. Namun hasil panen padi anjlok dan harga gabah basah sedang tak bagus.
Keadaan inilah yang dialami petani di Kecamatan Tegalbuleud. “Panen anjlok dari semula dapat 1, 2 ton sekarang hanya dapat 9 kwintal dari luas sawah 1600 meter," kata Saepudin (50 tahun) warga Sumberjaya, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud kepada sukabumiupdate.com, Rabu (26/1/2022).
Saep mengatakan, padi memang tidak tumbuh subur seperti tahun kemarin. Dia menduga, kondisi tersebut disebabkan gangguan hama.
Apabila dibandingkan dengan biaya tanam serta hasil panen dan harga gabah memang tak sebanding.
Untuk sekali tanam, Saep menyatakan habis Rp 1,5 juta untuk mengolah lahan, membuat tempat untuk tabur benih, beli benih, pupuk dan obat - obatan kemudian sewa traktor.
Untuk harga jual gabah basah ke pengepul saat ini Rp 3.800 per kilogram sedangkan pada minggu kemarin sempat mencapai Rp 4.000 per kilogram.
Saep menyatakan gabah tersebut dijual karena untuk modal tanam kedua. “Mungkin sisanya [gabah] ada sekedar buat makan," terangnya.
Di daerah pajampangan tak sedikit perusahaan yang membeli gabah basah dari pengepul. Salah satunya perusahaan supplier beras CV Ratu Selatan.
“Kami mengolah bahan baku beras dari gabah lokal Pajampangan. Kami membeli gabah dari para pengepul dengan harga variatif,” ujar Endin, pemilik CV Ratu Selatan.
Dia menyebut harga gabah basah dari pengepul Rp 4000 - Rp 4100 per kilogram, sedangkan gabah kering mencapai Rp 5000 - Rp 5100 per kilogram.
Menurut dia, di daerah Pajampangan baru di Kecamatan Tegalbuleud yang sudah panen padi, itu pun belum seluruhnya sawah yang dipanen.
Endin memperkirakan, petani di kecamatan lain akan melakukan panen pada pertengahan bulan Februari.
Maka dari itu harga gabah basah dan gabah kering akan berubah.
Tak hanya harga gabah saja, harga beras pun kerap kali mengalami perubahan.
“Pas panen harga beras mencapai Rp 8800, terus turun menjadi Rp 8.700 per kilogram, beda dengan tahun kemarin, harga beras diawali dengan harga Rp 7.600, naik Rp 7.800 sampai harga Rp 8000 - Rp 8200,” kata dia.
"Selama panen ini, sudah tiga kali mengirim beras dengan harga berubah - ubah, dari Rp 9400, turun menjadi Rp 9200 per kilogram, padahal berasnya pulen," pungkasnya.