Mengenal Tari Cepet Sukabumi, Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Jumat 10 Desember 2021, 08:23 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Tari Cepet Sukabumi adalaj 1 dari 22 warisan budaya Jawa Barat yang mendapatkan sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tahun 2021.  Selain tari cepet yang merupakan seni helaran, angklung dogdog lojor yang sering dipakai oleh warga adat Banten Kidul di Sukabumi juga ditetapkan sebagai WBTb yang kelestariannya harus dijaga sebagai identitas bangsa Indonesia.

Sertifikat ini diterima langsung oleh Asisten Daerah Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Setda Provinsi Jabar Dewi Sartika dalam Malam Perayaan dan Penyerahan Sertifikat Penetapan WBTb Indonesia Tahun 2021 di Kompleks Kemendikbud, Jakarta, Selasa 7, Desember 2021.

Dalam sambutannya, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengapresiasi kinerja banyak pihak dalam penetapan WBTb 2021.  ‘’WBTb ini merupakan filosofi, sumber pengetahuan, dan juga identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, saya ucapkan selamat kepada Bapak/Ibu Kepala Daerah, budayawan, serta masyarakat umum yang telah mengupayakan penetapan ini. Kebudayaan adalah sesuatu yang hidup dan menghidupi, memberi kita nyawa dan budi,” ucap Menteri Nadiem. 

Menteri Nadiem berharap WBTb yang telah bersertifikat tersebut dapat ditindaklanjuti dengan aksi nyata sebagai upaya pelestarian. 

"Semangat pelestarian dan pemajuan ini harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk para pelajar dari berbagai generasi pewaris, dan penerus kebudayaan, baik melalui festival, seminar, sarasehan, workshop, atau bahkan dapat masuk ke dalam kurikulum pendidikan yang membangkitkan semangat pelestarian warisan budaya takbenda," tuturnya.

Berikut 22 Warisan Budaya Jabar yang Dapat Sertifikat WBTb 2021:

1. Angklung Bungko.

2. Gong Si Bolong. 

3. Bangkong Reang. 

4. Gantangan. 

5. Toleat. 

6. Rengkong. 

7. Badeng.

8. Angklung Dogdog Lojor.

9. Batik Dermayon.

10. Payung Geulis.

11. Arsitektur Kampung Pulo.

12. Tari Cepet Sukabumi.

13. Merlawu.

14. Nyuguh.

15. Jipeng.

16. Rasi.

17. Palakiah Palean Raga.

18. Upacara Hajat Arwah.

19. Angklung Gubrag.

20. Karinding.

21. Carita Pantun Nyai Sumur Bandung.

22. Bordir Tasikmalaya.

photoTagam topeng yang digunakan pada seni helaran tari cepet Sukabumi - (dok Kemendikbud Ristek RI)</span

Lalu seperti apa tari Cepet, Seni Helaran Sukabumi yang kini berstatus warisan budaya takbenda Indonesia. Mengutip portal Kemendikbud Ristek, seni ini berawal dari kedatangan sekelompok masyarakat dari Jawa Tengah pada tahun 1935 yang dibawa oleh Penjajah Belanda ke daerah hutan di Kabupaten Sukabumi

Kondisi hutan yang masih banyak dihuni binatang buas dan mahluk halus membuat masyarakat tidak nyaman untuk menjadi tempat tinggal. Upaya ritual kemudian dilakukan, dengan mengadakan upacara Ngabungbang. 

Dalam upacara itu dibutuhkan 12 penari laki-laki yang mengenakan cepet atau topeng. Waditra yang digunakan untuk mengiringi tari hanya berupa iringan bunyi kentongan bambu. 

Ilustrasi tarian diselaraskan dengan motif topeng yang menggambarkan karakter mahluk halus dan binatang buas (kera, harimau, gajah). Gerak tari bersifat kreasi dan disesuaikan dengan bentuk serta karakter topeng yang dipakainya. 

Ada beberapa unsur gerak dalam Tari Cepet yang mengarahkan penari sehingga mengalami trans (kesurupan). Hal ini sesuai dengan fungsi Tari Cepet pada waktu itu yang memang sengaja dilaksanakan untuk mengusir binatang buas dan mahluk halus. 

Pertunjukan Tari Cepet dalam ritual Ngabungbang tidak berhenti setelah lokasi hutan tersebut telah menjadi pemukiman yang saat ini bernama Kampung Waluran, Desa Gunung Batu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi

Fungsi yang tadinya hanya sebagai ritual membuka lahan pemukiman kemudian bertambah pada aktivitas pembukaan lahan pertanian, perkebunan, dan tempat usaha. Oleh karena itu, jumlah permintaan pertunjukan Tari Cepet dalam ritual Ngabungbang kian bertambah. 

Tahun 1974, dua warga Kampung Waluran bernama Saman dan Nawi, mendirikan sanggar seni Tari Cepet bernama Sanggar Purwajati. Jumlah waditra Tari Cepet di Sanggar Purwajati, selain kentongan bambu, ditambahkan saron, kendang, dan goong.

photoPertunjukan kuda lumping dan tari cepet Sukabumi - (istimewa)</span

Tari Cepet yang masuk dalam genre kesenian dalam perkembangannya kemudian memisahkan diri dan tidak mengikatkan diri sebagai pertunjukkan tari khusus untuk ritual Ngabungbang. Kemandirian ini ditunjukan dengan bertambahnya fungsi Tari Cepet pada unsur hiburan dalam acara hajatan (khitanan dan pernikahan) dan peringatan hari besar nasional. 

Penambahan fungsi tersebut disertakan dengan perubahan pada waditra, lagu, lokasi, dan busana. Namun demikian, unsur utama dalam Tari Cepet, yaitu enam lagu wajib dan tarian trans atau kesurupan tetap ada karena dari unsur utama tersebut menimbulkan daya tarik tersendiri bagi penonton.

Waditra Tari Cepet yang pada awalnya hanya berupa kentongan kemudian ditambahkan seperangkat gamelan Sunda berlaras salendro, terdiri dari saron I, saron II, bonang, kendang, dan goong. Waditra tersebut digunakan untuk mengiringi terutama untuk lagu inti yang menggunakan bahasa Jawa (lagu wajib Tari Cepet) diantaranya berjudul ricik-ricik, dawet ayu, jaran kepang, bendrong, siji limo, dan renggong manis.

Busana Tari Cepet terdiri dari busana nayaga dan penari. Nayaga Tari Cepet adalah laki-laki yang mengenakan busana sunda terdiri dari acuk kampret (baju kampret), calana sontog (celana cingkrang), dan totopong (ikat kepala Sunda). Penari Tari Cepet berjumlah 12 orang atau lebih dilengkapi 1 orang pawang. 

Baca Juga :

Busana pawang adalah sama dengan busana yang dikenakan nayaga. Penari Cepet mengenakan baju lengan panjang dan celana lengan panjang. Sehelai kain dan selendang dililitkan di bagian pinggang. Di bagian kepala ditutupi topeng motif binatang dan Sanekala (makhluk halus)

Tari Cepet biasa dipergelarkan di lahan terbuka seperti lapangan atau area persawahan selesai panen yang berlangsung sekitar 2 – 3 jam. Durasi pertunjukan diawali dengan iringan gamelan yang bertujuan menarik perhatian masyarakat untuk datang dan menyaksikan pagelaran. 

Efek kesurupan para penari cepet tidak dilakukan secara bersamaan karena bergantung dari lagu favorit masing-masing penari. Oleh karena itu, ada penari yang langsung kesurupan sejak lagu pertama, tengah, atau akhir pertunjukan. 

Saat trans (kesurupan), para penari memakan sesaji yang telah disediakan seperti kemenyan, minyak duyung, minyak japaro, rujak kelapa hijau, bako anting, bunga, air bunga, air teh, rujak bunga kemangi, kopi hitam, rujak asem, padi, dan daun dadap.

Beranjak dari perjalanan Cepet sebagai salah satu tari tradisional yang masih bertahan, atraksi trans yang menjadi ciri utama Tari Cepet menghasilkan satu identitas budaya yang sudah dikenal oleh masyarakat terutama di Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi. Sisi hiburan yang menjadi daya tarik masyarakat untuk datang dan melihat pertunjukkan Tari Cepet setidaknya dapat memberikan nilai ekonomi sekaligus melestarikan salah satu aset budaya yang ada di Kabupaten Sukabumi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 01:29 WIB

Distan Dan Forkopimcam Ciemas Sukabumi Tanam Padi Gogo 40 Hektar

Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, bersama Forkopimcam Ciemas, melakukan penanaman padi gogo diatas lahan milik Kelompok Tani Barokah Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas.
Distan, perani dan Forkopimcam Ciemas malakukan penanaman padi gogo di Desa Mekarsakti Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih23 November 2024, 01:17 WIB

KH Nawawi Pimpin Istighosah untuk Kemenangan Ayep Zaki-Bobby Maulana

Menjelalang Pilkada, pasangan calon nomor urut 2, menggelar istighosah bertempat di rumah calon Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, di Cikondang, Citamiang, Kamis malam (21/11/2024)
KH Nawawi saat memimpin istighosah dikediaman calon Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 November 2024, 23:51 WIB

KPU Sukabumi Diduga Salah Tulis Sub Tema Debat: Pertahanan Atau Pertanahan?

Sebuah insiden menarik perhatian di Debat Publik Terakhir Calon Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi, yang diselenggarakan di Hotel Sutan Raja, Soreang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/11/2024).
KPU Sukabumi diduga salah tulis sub tema "Pertanahan" menjadi "Pertahanan" di Debat Publik Cabup-Cawabup | Foto : Capture Youtube
Sukabumi22 November 2024, 20:58 WIB

Terpeleset dan Jatuh ke Sungai, Warga Cidolog Sukabumi Ditemukan Tewas

Susum (47 tahun) warga Kampung Rancapalet RT 15 RW 05 Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, ditemukan dalam keadaan tewas usai terpeleset dan jatuh ke Sungai Cidolog, Jumat (22/11/2024).
Warga saat mengevakuasi Susum (47 tahun) yang ditemukan tewas usai terpeselet dan jatuh ke sungai Cidolog, Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:39 WIB

Puji Penampilan Asep Japar-Andreas Di Debat Terakhir: Ojang: Mumpuni Bervisi Jelas

Juru Kampanye Tim Pemenangan Pasangan nomor urut 2, Ojang Apandi, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan debat yang diatur oleh KPU Kabupaten Sukabumi dan pihak terkait.
Asep Japar-Andreas: Kolaborasi Nyata untuk Sukabumi Maju dan Berkah! Dengan semangat kerja bersama, mereka hadir membawa komitmen nyata untuk pembangunan yang pro-rakyat. Siap mendukung? (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:03 WIB

Ketua KPU Sukabumi: Terima Kasih Polres Bandung

Debat Publik Pilkada Kabupaten Sukabumi antara paslon 01, Iyos Somantri - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas digelar hari ini Jumat (22/11/2024), bertempat di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung
Kasmin Belle, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi | Foto : Capture video Youtube
Jawa Barat22 November 2024, 19:14 WIB

Muhammad Jaenudin Sosialisasi Perda Perlindungan Anak di Kalaparea Sukabumi

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Muhammad Jaenudin, menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
Anggota DPRD Jabar, Muhammad Jaenudin, sosialisasikan Perda Penyelenggaraan Perlindungan Anak. di Kalaparea Sukabumi | Foto : Tim Asistensi M. Jaenudin
Bola22 November 2024, 19:00 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Borneo FC: Pangeran Biru Incar 3 Poin!

Persib Bandung vs Borneo FC akan disiarkan secara langsung melalui siaran televisi dan layanan live streaming.
Ilustrasi - Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Liga 1 2023/2024 antara Persib Bandung vs Borneo FC berikut kami sediakan layanan live streamingnya. (Sumber : Instagram/@std.sijalakharupat/Ist)
Sukabumi22 November 2024, 18:44 WIB

Sungai Meluap, Banjir Langganan Terjang Cidolog Sukabumi

Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Jumat sore (22/11/2024), memicu aliran Sungai Cidolog meluap, mengakibatkan jalan ruas Cidolog-Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, terendam banjir.
Jalan Cidolog-Tegalbulued Sukabumi terendam banjir | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi22 November 2024, 18:30 WIB

Duku Tumbang Dievakuasi, Kondisi Rumah Warga Nagrak Sukabumi Usai Tertimpa Pohon

Reruntuhan pohon duku yang menimpa rumah milik Santibi di Kampung Pasir Huni RT 06 RW 01, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak akhirnya berhasil dievakuasi, Jumat (22/11/2024)
P2BK bersama tim gabungan mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah Santibi di Nagrak Sukabumi, Jumat (22/11/2024) | Sumber foto : P2BK Nagrak