SUKABUMIUPDATE.com - Tewasnya AM (19 tahun) pelajar salah satu SMK di Kota Sukabumi dengan luka bacok di kepala pada 25 Oktober 2021 lalu, harus jadi perhatian semua pihak. Tawuran pelajar kembali marah setelah pembelajaran tatap terbatas kembali digulirkan setelah libur panjang karena pandemi covid-19.
Salah satu alumni SMK yang ada di Kota Sukabumi, Aki (38 tahun) menegaskan tidak ada masalah serius yang memantik tawuran pelajar. Pemicu setiap tawuran itu sepele, tak sebanding dengan dampaknya, hingga harus meregang nyawa dan masuk penjara.
"Saya dulu masuk di salah satu SMK yang ada di kota Sukabumi pada tahun 1999. Saat kelas 1 saya masih belum ikut-ikutan tawuran. Seiring waktu kelas 2 saya mulai ikut tawuran," jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (3/11/2021).
Tidak ada masalah yang jelas sebagai pemicu tawuran kata Aki. Kadang hanya karena saling ejek, bahkan sangat tidak jelas karena merasa tertantang saat melihat rombongan pelajar lain.
Akibat masalah sepele dan tidak jelas itu, Aki harus menahan perihnya luka kena sabetan celurit. "Kejadiannya saat saya kelas tiga, waktu itu bersama teman-teman mau pulang. Di bunderan Sukaraja ada pelajar dari SMK lainnya dan mereka menghadang kami, karena kita juga siap empur dan bawa senjata tajam akhirnya perang," ungkapnya.
"Yang jadi lawan saya itu bawa celurit besar sedangkan saya pada waktu itu hanya membawa sangkur, kita sempat adu alat sampai sangkur saya bengkok. Setelah saya masuk ke angkutan umum lagi dan pergi ternyata tangan saya sudah banyak darah," tutur Aki.
Baca Juga :
Baca Juga :
Hingga sekarang, ia masih punya tanda dari kenakalan waktu itu. Bekas luka dan bekas jahitan. "Tangan luka 10 jahitan karena ada tiga titik yang kena di pergelangan tangan saya, ini menjadi kenangan buruk buat saya.
Diujung obrolan, alumni SMK ini berpesan untuk para pelajar sekarang untuk fokus belajar dan tinggalkan tawuran dan gerombolan. "Terasanya nanti, di akhir sulit. Sulit cari kerja kalau kita tidak ada ilmu, makanya kepada adik-adik yang masih sekolah fokuslah sekolah jangan terbawa arus, penyesalan hanya ada di akhir," pungkasnya.