SUKABUMIUPDATE.com - Kesaksian baru datang dari tewasnya pelajar SMK di Kota Sukabumi dengan luka bacok di kepala berinisial AM (19 tahun). Salah satu teman sekolah korban menyebut, kejadian ini bermula dari adanya rombongan pelajar yang berhenti di perlintasan rel kereta api Nyomplong.
Teman satu angkatan korban yang tak ingin disebutkan namanya ini mengungkapkan, rombongan pelajar dari sekolah lain yang menaiki angkutan kota alias angkot warna kuning tersebut melaju dari arah Bank Mandiri Jalan Jenderal Sudirman menuju Jalan Pabuaran, berhenti di perlintasan rel kereta api Nyomplong pada Senin, 25 Oktober 2021 sekira pukul 12.05 WIB.
"Mereka mengejek sambil berteriak kadieu wani mah (ke sini kalau berani)," kata dia kepada sukabumiupdate.com saat ditemui di sekolahnya, Jumat, 29 Oktober 2021.
Ia yang saat itu bersama teman-temannya di lokasi awal kejadian (sekitar perlintasan rel kereta api Nyomplong), berusaha mengejar rombongan pelajar tersebut. "Namun karena kami tak memakai kendaraan, pelajar itu kabur menjauh," ucapnya. Saat itulah, korban AM bersama dua alumni dan satu orang tidak dikenal mengejar dengan sepeda motor.
Tidak mengetahui kronologi bentrokan hingga korban dibacok, saksi ini mengaku hanya mengetahui dua sepeda motor yang sebelumnya mengejar rombongan di angkot tersebut kembali ke depan sekolah dan mengajaknya ke rumah sakit. "Terlihat korban dari kepalanya sudah mengucurkan darah," ucap dia.
Setelah membawa korban AM ke Rumah Sakit Kartika Kasih Sukabumi, dua alumni dan satu orang tak dikenal itu kembali ke sekolah dan meminta saksi alias teman korban menemani AM di rumah sakit. "Akhirnya saya berdua bersama teman inisiatif ke rumah sakit dan melihat korban saat itu sudah ditangani rumah sakit. Sekira pukul 15.00 WIB datang keluarga korban dan kami pulang," katanya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Sukabumi Kota Ajun Komisaris Besar Polisi Sy Zainal Abidin menegaskan kasus ini masih dilidik oleh jajarannya. Zainal belum memberikan banyak informasi terkait kasus tersebut kepada awak media. Ia meminta waktu untuk proses penyelidikan yang saat ini dilakukan.
Zainal juga belum bersedia menjelaskan soal berapa saksi dan apakah sudah ada dugaan tersangka yang diamankan. Termasuk hasil autopsi yang dilakukan terhdap jenazah AM di Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin Kota Sukabumi. Kekinian, polisi pun meningkatkan patroli di sejumlah lokasi yang dianggap rawan terjadi tawuran pelajar.
"Upaya pencegahan dan tindakan preventif kita lakukan untuk mengantisipasi gesekan para pelajar, baik saat mereka berangkat maupun pulang ke rumahnya masing-masing," kata AKBP Sy Zainal Abidin.