SUKABUMIUPDATE.com - Pagi itu, senyum sumringah nampak di wajah Nurlela. Gadis tuna netra tersebut baru saja menyambut kedatangan Menteri BUMN Erick Thohir yang berkunjung ke lokasi yang selama ini menjadi tempat bernaung bagi Nurlela dan anak disabilitas lainnya yakni Panti Sosial Penyandang Disabilitas Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara, Tubuh (PSRPD MENSENETRAWITU) Dinas Sosial Jawa Barat.
Nurlela beserta anak-anak panti menyambut Erick Thohir dengan nyanyian. Suasana mengharu biru ketika sang menteri yang turut bersenandung mengikuti lagu yang dinyanyikan merdu anak-anak panti.
Menteri BUMN mendatangi panti itu untuk meninjau program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN. Nurlela merupakan salah satu penerima manfaat dari dukungan program TJSL PLN di panti tersebut.
Ia gembira bisa mendapatkan dukungan PLN sekaligus juga motivasi dari Menteri BUMN. “Senang, terus bangga bisa ketemu dengan pak Menteri. Bisa berjabat tangan, luar biasa. Senang sekali,” ujarnya.
Kegemarannya menyanyi pun diketahui oleh Menteri BUMN yang berjanji untuk mengajaknya bernyanyi dengan idolanya Judika secara daring. Janji yang semakin menambah kegembiraan dan semangatnya.
Erick Thohir dalam kunjungan tersebut memuji fasilitas panti, disertai dengan pendampingan yang bagus. Ia menyebut hadirnya anak-anak disabilitas merupakan realita yang ada di Indonesia. Sehingga menurutnya menjadi peran setiap pihak untuk memberi dukungan.
“Kami juga di Kementerian BUMN membuka tempat bekerja bagi penyandang disabilitas sesuai yang kita sepakati waktu itu,” ujar Erick Thohor terkait kebijakan Kementerian BUMN yang telah banyak menyerap tenaga kerja dari kalangan disabilitas.
Erick menyebut pekerja disabilitas juga ada di PLN serta BUMN lainnya. Pemerintah menurutnya tidak membedakan karena kalangan disabilitas juga bagian dari anak bangsa Indonesia dan memiliki kesempatan yang sama. “Sudah seharusnya kita hadir untuk mereka,” tandasnya.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril membenarkan PLN yang telah menerima pekerja dari kalangan disabilitas. Sejauh ini menurutnya sudah ada puluhan insan PLN yang merupakan kalangan disabilitas.
Sebagaimana pekerja lainnya, mereka berkarya dengan baik. Umumnya berada di bidang yang berkaitan dengan layanan konsumen seperti di unit Call Centre hingga tim IT.
“Saya kira itu potensi yang sangat luar biasa dan mereka sangat berkembang sekali,” ujarnya. Bob pun menyebut bahwa PLN terbuka dan memberi kesempatan pada kalangan disabilitas untuk berkarya di PLN. Hal ini menurutnya disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan yang setiap waktu dievaluasi. Berdayakan Disabilitas.
Dalam kesempatan yang sama, PLN melalui PLN UID Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) menyerahkan bantuan alat membatik untuk UKM Batik Mulia Hati yang didirikan Pegiat Batik Disabilitas.
Prosesi penyerahan bantuan dilakukan oleh Menteri BUMN dengan secara simbolik menyerahkan bantuan pemberdayaan diasabilitas dari PLN kepada Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dodo Suhendar.
Bob menyebut pada kesempatan kali ini PLN memberikan dukungan lewat permodalan hingga peralatan membatik. Bantuan yang disalurkan ini pun disebut berkelanjutan dan tidak akan berhenti sampai di sini.
Hingga saat ini, total dana yang dikucurkan oleh mencapai Rp200 juta. Rinciannya, Rp100 juta digunakan untuk pembuatan tempat olah pangan pada September 2019, pengadaan sarana peralatan olah pangan senilai Rp50 juta pada Februari 2020, dan tempat membatik dengan anggaran Rp50 juta pada November 2020.
Selain itu, dalam kesempatan yangs ama Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN juga menyerahkan bantuan berupa 6 unit alat bantu dengar, 10 tongkat netra, 1 unit walker, 1 unit kursi roda, 1 buah kaki palsu, dan satu unit infra red.
Sementara General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar), Agung Nugraha menambahkan, PLN memberikan dukungan bagi anak-anak disabilitas di Bandung sejak 2019.
Pada tahun pertama pihaknya mengaku membantu rehabilitasi gedung panti dan dilanjutkan pada tahun 2020 penyerahan bantuan alat pijat. Dengan bantuan alat membatik tahun ini, Agung berharap kemandirian anak-anak disabilitas ini dapat semakin terbentuk sehingga siap berkarya dan diterima masyarakat.