SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena mati massal burung pipit di sekitar Balai Kota Cirebon mulai diselidiki Tim Medis Veteriner dari Lab Kesehatan Masyarakat Provinsi Jawa Barat dan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon.
Untuk mengungkapnya tim medis melakukan uji sample pada 10 ekor bangkai burung pipit yang diambil dari lokasi kejadian. Pengujian dilakukan dengan memeriksa lubang pembuangan kotoran dan faring tenggorokan burung.
Dari dugaan sementara kematian burung-burung tersebut diakibatkan terjadinya perubahan iklim atau diduga akibat memakan tanaman yang mengandung pestisida."Kami sementara mengambil sample sekitar 10 ekor bangkai burung, kita periksa lubang pembuangan kotoran dan tenggorokannya," kata Petugas Medis Veteriner Kota Cirebon, Drh Tri Angka, seperti dilansir dari JabarSuara.com, Selasa (14/09/202).
Dijelaskannya uji sampel akan dilakukan di wilayah Subang dan Bandung. Pasalnya laboratorium yang ada di Cirebon belum memiliki fasilitas yang memadai. Setelah itu tim akan menunggu hasil dari uji laboratorium.
Fenomena kematian massal burung pipit ini merupakan peristiwa kali pertama terjadi di Cirebon. Sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi di Yogyakarta dan Bali.
"Kalau untuk di Cirebon fenomena ini baru pertama kali. Tapi di beberapa daerah hal serupa sudah terjadi beberapa hari kemarin," ungkap Tri Angka.
Seperti diketahui, peristiwa kematian ribuan burung pipit di sekitar Kantor Balai Kota Cirebon itu sempat menghebohkan sejumlah ASN. Burung-burung tersebut berjatuhan dari langit dengan sendiri di halaman kantor.
“Belum jelas apa penyebabnya, namun karena berada di lokasi parkiran, petugas kebersihan berupaya membersihkan agar tidak terlindas kendaraan,” kata kata salah satu ASN di Balaikota Cirebon, Prasodjo Rahardjo.
Jumlah burung pipit yang berjatuhan tersebut diperkirakan mencapai ribuan ekor. Pada saat menyentuh daratan, sebagian burung itu terlihat masih hidup namun kondisinya mengkhawatirkan. Namun hewan berpatuk ini akhirnya mengalami kematian.
Salah satu ASN di Balaikota Cirebon, Prasodjo Rahardjo mengatakan, burung mati ini sudah ada sejak pagi saat ASN mulai masuk.“Belum jelas apa penyebabnya, namun karena berada di lokasi parkiran, petugas kebersihan berupaya membersihkan agar tidak terlindas kendaraan,” katanya.